Catatan Kritis Guru Besar UGM tentang Koordinasi Pemerintahan Terkait Covid-19

651
Dekan FISIPOL UGM, Prof. Erwan Agus Purwanto memberikan catatan kritis kepada pemerintah terkait koordinasi antar aktor di berbagai level pemerintahan terkait Covid-19. Foto: Ist
Dekan FISIPOL UGM, Prof. Erwan Agus Purwanto memberikan catatan kritis kepada pemerintah terkait koordinasi antar aktor di berbagai level pemerintahan terkait Covid-19. Foto: Ist

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Respon pemerintah Indonesia terhadap wabah Covid-19 meninggalkan sejumlah catatan kritis dari pakar Manajemen dan Kebijakan Publik UGM.

Dalam acara diskusi daring Dinamika Kebijakan Krisis Covid-19, Dekan FISIPOL UGM, Prof. Erwan Agus Purwanto menyebut sejak awal pemerintah tidak merespon cepat persoalan ini.

Erwan menyebut pemerintah memberikan pesan kebijakan yang kurang jelas kepada masyarakat terkait Covid-19.

Dari pengamatan Erwan, pesan pemerintah saat itu lebih mengarahkan agar masyarakat tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa waktu itu.

Di saat yang sama ada mismatch antara komunikator dan pesan yang disampaikan.

Baca juga: Ider Tampah KAGAMA Sukoharjo untuk Lawan Covid-19

Misalnya, Kementerian Kesehatan yang justru menyampaikan suatu pesan di luar kewenangannya. Misalnya mengimbau masyarakat untuk berdoa saja.

“Implikasinya, masyarakat jadi bingung harus serius menanggapi Covid-19 atau tenang-tenang saja,” ujarnya.

Selain itu, Erwan menilai tidak ada komunikasi dan penyampaian pesan yang sinergi antar aktor di berbagai level pemerintahan.

Kabinet baru dibentuk selama beberapa bulan. Di saat yang sama ada survei yang berusaha menilai kinerja setiap kementerian.

Hal ini menjadi semacam isyarat bahwa, setiap kementerian sedang sibuk mengejar prestasinya sendiri-sendiri, sehingga belum muncul feeling untuk bekerja sama di situasi seperti ini.

Baca juga: Masyarakat Perlu Hati-hati Gunakan Istilah Lockdown