Ada Peran Sardjito di Balik Penanganan Pandemi Influenza di Indonesia Abad ke-20

737
Rektor pertama UGM, Prof. Dr. M. Sardjito, memiliki sumbangsih dalam penanganan pandemi Influenza di Indonesia. Foto: Ist
Rektor pertama UGM, Prof. Dr. M. Sardjito, memiliki sumbangsih dalam penanganan pandemi Influenza di Indonesia. Foto: Ist

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Masyarakat Indonesia kini sedang berjuang melawan wabah (pandemi) corona (SARS-Cov-2).

Virus yang menyebabkan penyakit Covid-19 itu kini telah positif menginfeksi 172 orang di Indonesia per 17 Maret 2020. Lima orang di antaranya telah meninggal dunia.

Namun, jauh sebelum virus corona, berbagai wabah pernah menyambangi nusantara.

Contohnya adalah influenza yang kini jadi penyakit musiman dan relatif mudah untuk disembuhkan.

Wabah influenza di Indonesia pada awal abad ke-20 (1917-1918) merupakan buntut dari Flu Spanyol yang terjadi di seluruh dunia.

Baca juga: Pesan dari Wisudawan Terbaik Fakultas Psikologi: Jangan Malas!

Mengutip Live Science, Flu Spanyol diklaim sebagai pandemi terbesar di dunia.

Pasalnya, virus H1N1 yang mengakibatkan flu menginfeksi sepertiga populasi dunia dan memakan korban 50 juta orang.

Pada saat itulah, Rektor pertama UGM (1949-1961), Prof. Dr. M. Sardjito mengambil sikap untuk mulai meneliti influenza, yakni selepas lulus dari STOVIA (Sekolah Dokter Djawa) pada 1915.

Kala itu, Sardjito belum berkecimpung di UGM dan masih bekerja di Institut Pasteur, Bandung (1916-1920).

Institut Pasteur adalah sebuah lembaga non-profit yang mendedikasikan diri untuk meneliti dan memproduksi  serum dan vaksin.

Baca juga: Bupati Puncak: Kami Titipkan Anak-anak Kami di UGM