Rektor Panut Lepas 13 Siswa Pendidikan Terjun Bebas Olahraga Satuan Resimen Mahasiswa UGM

1005

Baca juga: Ingin Mendaftar KIP Kuliah via Jalur SNMPTN 2020? Begini Caranya

“Merujuk pada MoU, pendidikan ini diselenggarakan di Pusat Pendidikan dan Latihan Korps Pasukan Khas TNI AU, Margahayu, Bandung,” ujar Udhiek.

“Lama pendidikan tiga minggu, terdiri dari tiga (rangkaian) kegiatan. Yakni kegiatan kelas (ground training) selama satu minggu, lalu ada pelajaran keselamatan penerjunan sesuai standar internasional,” lanjutnya.

Kata Udhik, ada juga pelajaran dengan alat wind tunnel. Dengan wind tunnel, para siswa dilatih untuk memahami arah angin melalui simulasi.

Sehingga diharapkan dapat memangkas waktu belajar melayang di angkasa.

Siswa kemudian pulang ke kampus untuk mengejar ketertinggalan akademik. Kemudian, mereka akan kembali berlatih pada 9 April.

Baca juga: Edukasi Pelestarian Sungai Berawal dari Keluarga

“Pada 13 April siswa akan melakukan terjun perdana. Karena itu, mohon doa restunya,” ucap Udhiek.

“Pendidikan akan diakhiri pada 28 April dengan wingday. Pada hari itu nanti akan ada prosesi penyematan wing (lencana) bagi para siswa,” sambung pria yang juga menjabat sebagai Ketua Alumni Menwa UGM (KAMENWAGAMA) ini.

Udhiek mengatakan target ke-13 siswa terjun bebas tersebut adalah menjadi atlet yang bisa mengharumkan nama UGM.

Mereka bakal dikontrak selama dua tahun untuk benar-benar menjadi atlet.

Selain itu, kata Udhiek, pihaknya berencana untuk memohon Komandan Lanud Adisutipto Jogja agar berkenan membimbing dan melatih para siswa.

Baca juga: Masa Depannya Diragukan Sang Ibu, Ketua KAGAMA Balikpapan Ini Reguk Sukses Berkat Filsafat UGM