Masa Depannya Diragukan Sang Ibu, Ketua KAGAMA Balikpapan Ini Reguk Sukses Berkat Filsafat UGM

3980

Baca juga: PP KAGAMA Imbau Masyarakat Tetap Tenang dan Bersatu Menghadapi Corona

“Almarhum adalah temanku sejak TK, sebangku di SD, sebangku 1 tahun di SMP sebelum pisah kelas. SMA juga satu sekolah. Ketika kuliah dia juga di UGM di Peternakan.”

“Sebulan setelah menikah, dia training sebelum kerja. Pada saat hari perdana kerja, dia kabarnya kecelakaan hingga meninggal dunia,” kisahnya.

Tawaran dari Douglas Robinson pun seolah menjadi titik balik bagi karier Bagus.

Sebab, cerita kesuksesan mulai dia ukir dari sini. Setelah diterima menjadi pegawai safety (keselamatan), Bagus dikirim ke Jakarta untuk menjalani training.

Tak dinyana setelah training rampung, dia malah membawa pulang gelar Diploma Safety.

“Diploma itu diberikan oleh pihak Departemen Tenaga Kerja yang bekerja sama dengan USA National Safety Council,” ucap Bagus.

“Sejak saat itu, aku bekerja sebagai orang safety. Tugas utamanya adalah membantu manajemen memastikan para pekerja kembali ke rumah dengan selamat,” lanjutnya.

Baca juga: PP KAGAMA Imbau Masyarakat Tetap Tenang dan Bersatu Menghadapi Corona

Berbagai perusahaan pun tercatat pernah menjadi tempat berdinas bagi Bagus.

Mulai dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (Dieng, Wonosobo), Pembangkit Listrik Tenaga Uap (Paiton, Probolinggo), dan Total E&P Indonesia (2002).

“Pada 2003 aku kembali disuruh sekolah ke Inggris. Ternyata untuk Diploma Safety lagi,” katanya.

“Tapi dari Inggris, aku jadi punya dua Diploma Safety. Satu dari Amerika yang satu lagi dari Inggris,” imbuh pria yang hobi olahraga Taichi ini.

Pada tahun 2008 Bagus dipindahkan ke kantor Balikpapan.

Selanjutnya dia bertugas di PT Badak NGL di Bontang pada 2010, dan kemudian ditugaskan di Balikpapan sebagai Base Manager di PT Pertamina Hulu Mahakam sejak 2014 sampai sekarang.

Bagus mengakui, ketekunan adalah senjatanya untuk bisa bersaing dengan para engineer (insinyur) dalam pekerjaan ini.

Sehingga, dia kini justru bisa memimpin para engineer. Namun, pelajaran kehidupan dari Filsafat UGM ternyata turut memberikan andil terhadap kesuksesannya.

“Filsafat mengajariku cara berpikir dan mengenali pola-pola pikir. Filsafat adalah mengenai orang atau manusia dan cara pikirnya,” kata Bagus.

“Ternyata safety juga demikian. Safety adalah tentang manusia atau orang dan caranya berpikir tentang selamat,” ucapnya.

Saat ditanya bagaimana tanggapan sang Ibu setelah melihat kesuksesan anaknya, Bagus menjawab dengan canda.

“Seingatku beliau tidak pernah mengingat-ingat lagi. Aku juga ngga pernah mengingatkan,” ucap Bagus.(Ts/-Th)

Baca juga: KAGAMA Marching Band dan Fakultas Filsafat UGM Gelar Bakti Sosial di Gunungkidul