70 Tahun Jalin Hubungan Diplomatik, Rusia Punya Peran Besar buat Indonesia

586
Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia Merangkap Republik Belarus, M. Wahid Supriyadi, salut dengan hubungan diplomatik antara Indonesia dan Rusia. Foto: KBRI Moskow
Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia Merangkap Republik Belarus, M. Wahid Supriyadi, salut dengan hubungan diplomatik antara Indonesia dan Rusia. Foto: KBRI Moskow

KAGAMA.CO, MOSKOW – Kementerian Luar Negeri Federasi Rusia menggelar pameran arsip peringatan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Rusia.

Acara yang berlangsung di Moskow, Selasa (4/2/2020), itu dibuka langsung oleh Menteri Luar Negeri Federasi Rusia, Sergey Lavrov.

Menlu Lavrov mengungkapkan dalam sambutannya, pameran ini berisikan materi-materi yang luas.

Yakni menceritakan kekayaan sejarah hubungan diplomatik kedua negara sejak 3 Februari 1950.

Dia memandang sudah banyak bidang yang dikembangkan Rusia dan Indonesia.

Seperti politik, ekonomi, perdagangan, sosial budaya, serta teknik militer.

Menlu Lavrov juga berpandangan, agenda tahunan seperti Festival Indonesia yang digelar di Moskow dan kegiatan-kegiatan kebudyaan Rusia yang dihelat di Rusia, adalah tradisi yang baik.

Baca juga: Menakar 70 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-Rusia

“Dengan potensi yang dimiliki, kedua negara dapat lebih mengembangkan hubungan pada tingkat yang baru, yaitu kemitraan strategis,” katanya, sebagaimana rilis KBRI Moskow yang diterima Kagama.

Adapun Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus, M. Wahid Supriyadi, mengapresiasi hubungan kedua negara yang kian meningkat.

Lulusan Sastra Inggris UGM menilai bahwa Rusia, yang sebelumnya Uni Soviet, punya peran besar dalam pembangunan Indonesia pada masa-masa awal setelah merdeka.

Dubes Wahid pun berharap hubungan kedua negara bakal terus meningkat.

Hal ini selaras dengan pertemuan Presiden Vladimir Putin dan Presiden Joko yang kerap dilakukan dalam beberapa tahun terakhir.

Sementara itu, dalam pameran ini, Dubes Wahid menyaksikan beragam dokumen dan foto-foto penting.

Di antaranya adalah, pengakuan Uni Soviet terhadap kedaulatan Republik Indonesia dan keinginan Uni Soviet untuk membuka hubungan diplomatik dengan Indonesia.

Baca juga: Dampak Virus Corona Tumbangkan Perekonomian Tiongkok