Ketua KAGAMA Kaltim Ini Rela Lepas Status PNS Dokter Gara-gara Baca Buku

10981

Baca juga: Mahasiswa UGM Temukan Fakta soal Hubungan Kebakaran Hutan dengan Penerbangan

Mungkin, sebagian orang di Indonesia berpikir, pekerjaan sebagai PNS merupakan sebuah impian.

Selain mendapatkan jaminan hari tua, bekerja sebagai PNS dinilai mampu meningkatkan status sosial di mata masyarakat.

Namun, tidak dengan Joko, dia malah meninggalkan pekerjaan PNS pada Agustus 2005.

Alhasil, hanya lima tahun saja dirinya menjadi abdi negara dengan jabatan terakhir sebagai Wakil Kepala IGD RSU AW Syahranie Samarinda.

Kemantapannya untuk berhenti menjadi PNS ternyata timbul setelah berjumpa dengan dua buku karangan penulis asal Amerika Serikat berdarah Jepang.

Dia adalah Robert T. Kiyosaki yang menulis buku Rich Dad Poor Dad dan The Cashflow Quadrant.

Joko pun mengaku mendapatkan paradigma baru setelah membaca dua buku  tersebut sejak 2002.

Aktivitas di Kaltim. Foto: Istimewa
Aktivitas di Kaltim. Foto: Istimewa

Baca juga: Dosa Didik Purbadi yang 7 Tahun di UGM Mencari Jati Diri

Yakni ketika dia menunggui kelahiran sang anak kedua, Raden Yudha Octo Kiyosaki.

“Kalau menjadi dokter terus, ada satu hal yang membuat Saya merasa kehilangan. Hal itu adalah banyak waktu yang Saya habiskan karena tuntutan pekerjaan,” tuturnya.

“Tidak salah menjadi dokter, tidak salah pula menjadi PNS. Akan tetapi, inilah pilihan hidup, dan ini mungkin sudah menjadi takdir Saya,” jelas pria yang akrab disapa Jokowae ini.

Lepas dari PNS, Joko melangkahkan kaki terjun ke dunia wirausaha.

Pria yang beristrikan wanita asal Berau ini memberanikan diri memulai usahanya meskipun dengan sedikit pengetahun dan modal yang minim.

Maklum, di lingkungan keluarganya jauh dari ingar bingar wirausaha.

Walaupun begitu, Joko terus belajar dari para pendahulu yang telah menemui kesuksesan.

Semarakkan Nitilaku UGM. Foto: Istimewa
Semarakkan Nitilaku UGM. Foto: Istimewa

Baca juga: PT KMI Bontang Gandeng FKG UGM Tangani Anak Berkebutuhan Khusus di Wilayah Buffer Zone

Mulai dari bidang distribusi suplemen kesehatan, subagen bahan bakar minyak atau solar industri hingga agen properti pernah dia geluti.

Hanya, perjalanan Joko meniti usaha tidak langsung berbuah manis.

Joko mengaku merasakan jatuh bangun sampai kehabisan modal uang untuk tetap bertahan di dunia yang sudah dia pilih.

Hingga akhirnya cerita kesuksesan mampu tertulis dalam rekam jejak hidup Joko.

Saat ini, dia tengah mereguk manis dengan menjalankan bisnis di  bidang kesehatan (klinik dan apotek),  properti (developer), dan telekomunikasi (digital advertising).

Dia pun memiliki pesan kepada siapa pun yang bercita-cita menjadi wirausahawan.

“Yang dilihat orang adalah kesuksesan dalam berbisnis, bukan proses dan jatuh bangunnya membangun bisnis,” kata sosok yang akrab disapa Jokowae ini..

“Kerja keras, kuatkan, dan fokus pada impian. Selebihnya, serahkan segala sesuatunya kepada Allah. Selalu berdoa kepada Allah.”

“Bersyukur apa yang sudah kita dapat, dan selalu tawakal berusaha untuk lebih bermanfaat kepada sesama,” pungkas pria yang memiliki semboyan hidup low profile, high profit ini. (Tsalis)

Baca juga: Baru Dikukuhkan, Ganjar Pranowo Ajak KAGAMA Sulawesi Tengah Bikin Usaha Bersama