KAGAMA Inkubasi Bisnis VII Bahas Strategi Perkuat Brand untuk Hadapi Persaingan Bisnis

226
Brand punya kekuatan dan nilainya mahal. Foto: KAGAMA
Brand punya kekuatan dan nilainya mahal. Foto: KAGAMA

KAGAMA.CO, JAKARTA — Pengurus Pusat Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (PP KAGAMA) menyelenggarakan program KAGAMA Inkubasi Bisnis (KIB) dengan tema Smart Branding: Kiat Mengelola Brand untuk Tingkatkan Profit.

Kegiatan ini diselenggarakan pada Sabtu (25/01/2020 di Rumah KAGAMA, Jalan Palmerah Utara 90A Jakarta Barat, sejak pukul 09.00 – 14.00 WIB.

“KAGAMA Inkubasi Bisnis merupakan program rutin PP KAGAMA yang bertujuan meningkatkan kompetensi alumni UGM khususnya dalam aspek pengetahuan dan keterampilan bisnis,” ujar Direktur Eksekutif PP KAGAMA, Hasannudin M. Kholil dalam sambutannya.

Kegiatan ini ditujukan untuk alumni UGM yang berminat memulai bisnis maupun yang sudah memiliki usaha dan  ingin memperbesar usahanya.

Untuk diketahui, KIB telah diselenggarakan sebanyak enam kali dengan berbagai topik bisnis praktis seperti trading saham, start-up business, HAKI, NLP, dan digital marketing.

“KAGAMA Inkubasi Bisnis seri VII ini fokus membahas kiat mengelola brand untuk tingkatkan profit dan memenangkan persaingan bisnis,” ujar alumnus FISIPOL UGM ini.

Hasanuddin menyebut, tema ini berangkat dari pertanyaan banyak orang khususnya para alumni UGM yang baru memulai usahanya.

Baca juga: Sambut Imlek, Ganjar Pranowo Ngopi di Kawasan Pecinan Semarang

Mereka, kata Hasan, kerap bertanya-tanya mengapa produk  dengan kualitas yang hampir sama  tidak begitu laku, bahkan  yang harganya lebih murah  dibanding brand tertentu.

“Brand punya kekuatan dan nilainya mahal. Di forum KIB ini, bersama Mas Silih, kita bahas bersama,” imbuh Hasannudin.

Dalam kesempatan tersebut, bertindak sebagai pembicara Silih Agung Wasesa mengatakan, yang  mesti diketahui pemilik bisnis  adalah soal “brand vital sign.”

Alumnus Fakultas Psikologi UGM ini menyebut pemilik bisnis harus aware terhadap tanda-tanda kuat atau lemahnya  brand.

Sebab brand vital sign akan menjadi pijakan dasar setiap saat atas kerja keras kita membangun usaha.

“Brand vital sign dibentuk  dari aspek kepatuhan (compliance) dan kontribusi (contribution),” ujar Konsultan Revenue Branding yang telah menangani beberapa brand global/lokal dan berfokus pada pembenahan revenue streaming.

Aspek kepatuhan adalah tidak melakukan hal yang keliru (don’t do the wrong thing) menyangkut integritas, kejujuran, hubungan personal, transparansi, keterbukaan, dan trust.

Baca juga: Siaga Wabah Virus Corona, Pemerintah Lakukan Ini