Ini yang Perlu Dilakukan Agar Produkmu Laku

171
Brand harus dikembangkan secara sistematis. Foto: KAGAMA
Brand harus dikembangkan secara sistematis. Foto: KAGAMA

KAGAMA.CO, JAKARTA – Banyak orang merasa brandnya tidak berjalan dengan baik, padahal sudah melakukan promosi di media sosial.

Mereka juga telah mengeluarkan biaya untuk membayar influencer, bahkan follower-nya banyak namun pembeli sedikit.

Menurut Silih Agung Wasesa, alumnus Fakultas Psikologi UGM, Brand harus dikembangkan secara sistematis.

Demikian Silih sampaikan dalam KAGAMA Inkubasi Bisnis (KIB) yang bertajuk Smart Branding: Kiat Mengelola Brand untuk Tingkatkan Profit.

Kegiatan ini digelar pada Sabtu (25/1/2020) di Rumah KAGAMA, Jalan Palmerah Utara 90A Jakarta Barat, sejak pukul 09.00 – 14.00 WIB.

Silih merupakan Konsultan Revenue Branding yang telah menangani beberapa brand global maupun Lokal dan berfokus pada pembenahan revenue streaming.

Ada enam hal, kata Silih, yang perlu dilakukan untuk mengembangkan brand secara sistematis.

Baca juga: Kembangkan Aspek Emosi Anak Usia Dini, Guru Perlu Berikan Stimulasi

Keenamnya yaitu; tentukan target market;  mengetahui influencer pada target market; memahami hot button (dasar konsumen pengambil keputusan); menyusun konten pesan yang akan disampaikan; memahami konteks;  dan memilih channel sebagai media penyampaian pesan.

Silih mencontohkan sepatu merk X yang awalnya tidak begitu laku pada segmen anak SMA, sebab anak SMA tersebut lebih menyukai merk lain.

Dalam situasi seperti ini, kata Silih, pemilik sepatu merk X perlu mengatur strategi untuk mempromosikan produknya.

“Dia bisa mencari orang yang berpengaruh atau influencer, misal ketua OSIS yang hobi olahraga dengan cara di-mention melalui media sosial dan diundang ke outletnya,” jelas Silih.

Si ketua OSIS, lanjut Silih, ditawari untuk membeli sepatu tersebut dengan diskon 30%.

Kualitas sepatu merk X yang bagus dan harganya murah itu, lantas diposting di akun media sosial si Ketua OSIS itu.

“Pemilik sepatu merk X bilang kalau temannya beli sebut nama ketua OSIS dapat diskon 15%.  Akhirnya teman-temannya membeli sepatu  brand X itu,  dan yang sebelumnya membeli merk lain beralih membeli merk X,” tutup Silih.

Baca juga: Indonesia Partner Luar Negeri Paling Penting bagi Xiaomi

Sebelumnya, Direktur Eksekutif PP KAGAMA, Hasannudin M. Kholil dalam sambutannya  mengatakan acara ini merupakan program rutin PP KAGAMA.

Tujuannya adalah untuk meningkatkan kompetensi alumni UGM, khususnya dalam aspek pengetahuan dan keterampilan bisnis.

“Kegiatan ini ditujukan untuk alumni UGM yang berminat memulai bisnis atau sudah memiliki usaha dan ingin memperbesar usahanya,” ujar alumnus FISIPOL UGM ini.

Untuk diketahui, KAGAMA Inkubasi Bisnis  telah diselenggarakan sebanyak enam kali dengan berbagai topik bisnis praktis seperti trading saham, start-up business, HAKI, NLP, dan digital marketing.

Dalam KIB seri VII ini fokus membahas kiat mengelola brand untuk tingkatkan profit dan memenangkan persaingan bisnis.

“Ini berangkat dari pertanyaan banyak orang khususnya para alumni UGM yang baru memulai usaha mengapa produk  dengan kualitas yang hampir sama  tidak begitu laku, atau harganya lebih murah  dibanding brand tertentu. Brand punya kekuatan dan nilainya mahal,” pungkasnya. (Taufiq Hakim/KAGAMA)

Baca juga: Mengapa Bangga Menjadi Bagian dari Kagama?