Adat Istiadat dan Kepercayaan Sebabkan Budaya Pernikahan Dini di Lombok Timur Bertahan

5945
Salah satu penyebab pernikahan dini yaitu pemahaman masyarakat terhadap salah satu ajaran agama. Foto: Istimewa
Salah satu penyebab pernikahan dini yaitu pemahaman masyarakat terhadap salah satu ajaran agama. Foto: Istimewa

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Pernikahan anak di bawah umur menjadi persoalan, karena dikhawatirkan dapat meningkatkan risiko kesehatan anak perempuan.

Meskipun demikian, angka pernikahan dini baik secara global maupun nasional masih terbilang tinggi.

Hal tersebut menjadi perhatian Rina Tri Agustini, khususnya di Lombok Timur.

Dia menelitinya dalam judul Determinan Sosial dan Dampak Kesehatan Pernikahan Dini  di Lombok Timur pada 2018.

Merujuk pada laporan BPS dan UNICEF, Rini menulis bahwa prevalensi pernikahan usia anak relatif konstan dari tahun 2000-2010.

Kemudian dalam data Ending Child Marriage: Progress and Prospects menyebutkan bahwa sekitar 250 juta anak perempuan menikah sebelum berusia 15 tahun.

Sementara dari hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada 2012, menunjukkan bahwa 17 persen perempuan pernah kawin sebelum berusia 18 tahun.

Baca juga: Takaran Pupuk yang Pas untuk Tanam Kangkung secara Akuaponik

Ada pun data Susenas tahun 2008-2012, rata-rata perempuan yang kawin di usia sebelum 16 tahun ada 6 persen.

“Salah satu provinsi yang hampir mencapai rata-rata nasional yaitu NTB sebesar 5,8 persen, dengan persentase perkawinan remaja perempuan menurut kabupaten pada 2010 sebesar 20 persen di Lombok Timur,” tulis Rina.

Dijelaskan olehnya, anak perempuan yang menikah di usia dini memiliki beberapa risiko kesehatan.

Risiko tersebut di antaranya dampak dari melahirkan dini, risiko Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), gizi buruk, dan masalah kesehatan reproduksi.

Ratna juga menuliskan, dari dsta BPS dan UNICEF itu, kematian akibat kehamilan adalah penyebab kematian utama anak perempuan yang berusia 15-19 tahun.

Pernikahan dini sifatnya kompleks, serta mencerminkan nilai dan norma sosial yang bermacam-macam.

Menurutnya, salah satu yang mempengaruhi hal tersebut yaitu adat istiadat dan kepercayaan setempat.

Baca juga: Awalnya Merasa Salah Masuk, Nova Mayasari Jadi Lulusan Terbaik Kedokteran Gigi UGM