KBRI Beijing Sukses Dongkrak Ekspor Komoditas Unggulan Indonesia ke Tiongkok

104
Dubes RI untuk Tiongkok, Djauhari Oratmangun membabar kesuksesannya mendongkrak ekspor produk unggulan Indonesia ke Tiongkok. Foto: Taufiq Hakim
Dubes RI untuk Tiongkok, Djauhari Oratmangun membabar kesuksesannya mendongkrak ekspor produk unggulan Indonesia ke Tiongkok. Foto: Taufiq Hakim

KAGAMA.CO, BEIJING – Diplomasi ekonomi Indonesia selama 2019 di Tiongkok berhasil meningkatkan nilai inbound investasi sebesar 81,3% dan nilai perdagangan kedua negara, sekaligus memperkecil defisit perdagangan Indonesia dengan Tiongkok.

Hal tersebut diungkapkan oleh Dubes RI untuk Tiongkok merangkap Mongolia, Djauhari Oratmangun, saat memaparkan pencapaian diplomasi ekonomi Indonesia tahun 2019 di Tiongkok, pada Jum’at (17/01/2020) di Beijing.

Diplomasi ekonomi tersebut difokuskan pada penguatan kerja sama ekonomi, salah satunya peningkatan perdagangan bilateral antara Indonesia dan Tiongkok dan mendorong investasi.

“Indonesia berhasil mendorong peningkatan ekspor sejumlah komoditas unggulan yang menjadi prioritas perdagangan luar negeri Indonesia saat ini seperti sawit, buah-buahan, kopi, perikanan, rumput laut, sarang burung walet, batu bara, dan lain-lain,” kata Djauhari.

Indonesia menempati urutan ke-15 negara pengekspor terbesar ke Tiongkok.

Untuk periode Januari – November 2019, total nilai ekspor Indonesia ke Tiongkok mencapai USD USD 31.42 miliar.

Terjadi peningkatan yang signifikan untuk beberapa produk unggulan ekspor Indonesia ke Tiongkok, antara lain:

Baca juga: Pakar UGM Beri 5 Masukan Kepada Dewan Pertimbangan Presiden

Minyak Kelapa Sawit (HS 1511) dari USD 2,1 miliar (2018) menjadi USD 2,6 miliar, meningkat sebesar 24.14%;

Batubara (HS 2701) dari USD 2,7 miliar (2018) menjadi USD 2,9 miliar, meningkat sebesar 11.84%;

Buah Tropis (HS 0804) dari USD 15,1 juta (2018) menjadi USD 45,5 juta, meningkat sebesar 201.57%;

Buah dalam kemasan (HS 2007) dari USD 62,447 (2018) menjadi USD 807,089, meningkat sebesar 1192.44%;

Kopi (HS 0901) dari USD 6,3 juta (2018) menjadi USD 8,9 juta, meningkat sebesar 40.32%;

Rumput Laut dari USD 178,3 juta (2018) menjadi USD 189,4 juta, meningkat sebesar 6.21%;

Sarang Burung Walet (HS 0410) dari USD 130,4 juta (2018) menjadi USD 186,1 juta, meningkat sebesar 42.63%;

Udang beku (HS 0306) dari USD 108,5 juta (2018) menjadi USD 118,5 juta, meningkat sebesar 9.27%;

Produk Aquatic lainnya (HS 0308) dari USD 2,4 juta (2018) menjadi USD 19,8 juta, meningkat sebesar 729.73%;

Ikan kalengan (HS 0305) dari USD 5,7 juta (2018) menjadi USD 13,4 juta, meningkat sebesar 134.23%;

Sepatu (HS 6403) dari USD 230,4 (2018) juta menjadi USD 358,6 juta, meningkat sebesar 55.62%.

Furnitur (HS 9406) dari USD 11,377 (2018) menjadi USD 343,660, meningkat sebesar 2920.66%;

Kayu Olahan (HS 4409) dari USD 24,5 juta (2018) menjadi USD 57,3 juta, meningkat sebesar 134.09%;

Elektronik (HS 8537) dari USD 18,5 juta (2018) menjadi USD 24,1 juta, meningkat sebesar 31.60%.

Baca juga: Raih Gelar Kehormatan, Menteri Basuki Hadimuljono Sukses ‘Balas Dendam’ kepada ITB