Saptuari Cari Rezeki di Jalan Allah dan Siarkan Kebaikan dalam Bisnisnya 

4073
Berbisnis sejak masih mahasiswa, Saptuari berhasil selesaikan studi tanpa biaya dari orang tua. Kini setelah sukses dengan bisnis Kedai Digital, Saptuari masih terus mencari rezeki di jalan Allah dan siarkan kebaikan, termasuk di bisnis barunya. Foto: Taufiq Hakim
Berbisnis sejak masih mahasiswa, Saptuari berhasil selesaikan studi tanpa biaya dari orang tua. Kini setelah sukses dengan bisnis Kedai Digital, Saptuari masih terus mencari rezeki di jalan Allah dan siarkan kebaikan, termasuk di bisnis barunya. Foto: Taufiq Hakim

KAGAMA.CO, YOGYAKARTA – Kegiatan berbisnis sudah dilakoni Saptuari Sugiharto sejak mahasiswa.

Pemilik Kedai Digital ini, saat masih menempuh pendidikan S1 di Departemen Pembangunan Wilayah, Fakultas Geografi, juga terlibat aktif di UKM Koperasi Mahasiswa (KOPMA) UGM.

Saptuari mengaku tidak banyak mengikuti kegiatan di kampus.

Dirinya lebih banyak menghabiskan waktunya di luar kampus dengan berbisnis.

Bisnis yang dia jalankan pun bermacam-macam, seperti berbisnis stiker, makanan ayam kampung, jaket, baju batik dan sebagainya.

“Saya jualan gitu mubeng (keliling). Tapi waktu itu, situasinya karena kepepet ya, untuk bayar kuliah. Karena dari kecil aku anak yatim, ibuku jualan di Pasar Lempuyangan,” ungkap Saptuari kepada KAGAMA, belum lama ini.

Saptuari membabar cerita nostalgianya selama kuliah kepada KAGAMA.

Baca juga: Pengakuan Siswa yang Ikut Ganjar Blusukan: Ternyata Jadi Gubernur Tak Enak

Obrolan sore itu berlangsung di restoran Tengkleng HOHAH kepunyaannya, terletak di Jl. Wonosari Km 7, persisnya di seberang Pom Bensin Mantup.

Selain masa kuliah, dia juga membagi pengalamannya dalam menapaki karier.

Dia bercerita, saat mencari uang, Saptuari hanya berpikir bagaimana caranya bisa memenuhi kebutuhan makan dan bayar kuliah.

Dia sama sekali tidak kepikiran menggunakan uang untuk hal-hal yang tidak dibutuhkan.

Tetapi, dari pengalaman ini, Saptuari belajar bahwa orang hidup harus benar-benar mau bergerak dan bertanggung jawab.

“Kalau sekarang masih banyak anak yang mengandalkan orang tua, selama orang tuanya mampu itu tidak masalah, tapi kan kalau selamanya juga tidak mungkin,” ujar Saptuari.

Pria asal Yogyakarta ini berusaha membuktikan diri menjadi seseorang yang mandiri.

Menurutnya, hal ini bukan berarti orang tuanya tidak bertanggung jawab.

“Tetapi dari hal tersebut menjadi bukti bahwa kita bisa tumbuh dewasa lebih cepat,” tandasnya.

Baca juga: Klitih Pelajar Jogja Bermula dari Candu Gadget dan Ketidakpedulian Orang Tua