Sahid Susanto Muda, Rajin Bantu Orang Tua Berdagang Sampai Jadi Sopir Angkutan

1911
Masa lalu Sahid yang membantu orang tuanya ikut berdagang di pasar dan menjadi sopir angkutan, membantu dirinya kini yang berkarier sebagai akademisi. Foto: Istimewa
Masa lalu Sahid yang membantu orang tuanya ikut berdagang di pasar dan menjadi sopir angkutan, membantu dirinya kini yang berkarier sebagai akademisi. Foto: Istimewa

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Prof. Dr. Sahid Susanto, MS (66) mengarungi masa muda di era pemerintah sedang menjalankan program nasional swasembada pangan.

Untuk itulah, dia sengaja menempuh studi di prodi Teknik Pertanian UGM, tepatnya pada 1973.

Dengan harapan, setelah lulus nanti, Sahid bisa dengan cepat memperoleh pekerjaan.

Masih segar dalam ingatan Sahid tentang kenangan bersama teman-teman seangkatannya.

Dalam sebuah perbincangan hangat di ruang kerja, Sahid kemudian membabar kisah serunya semasa masih mahasiswa kepada KAGAMA.

Berteman dengan Orang-orang yang Unik

Sahid kala itu berada di lingkungan yang mahasiswanya “nakal-nakal”.

Nakal yang dia maksud bukan nakal yang merugikan orang lain, tetapi nakal kerena teman-temannya itu memiliki energi lebih.

Contohnya ketika itu, Sahid bersama teman-temannya mengikuti kuliah yang diampu salah satu profesor di Prodi Teknik Pertanian.

Suasana mulai hening, ketika sang profesor sedang fokus menjelaskan pelajaran sambil menulis di papan tulis.

Masa lalu Sahid yang membantu orang tuanya ikut berdagang di pasar dan menjadi sopir angkutan, membantu dirinya kini yang berkarier sebagai akademisi. Foto: Kinanthi
Masa lalu Sahid yang membantu orang tuanya ikut berdagang di pasar dan menjadi sopir angkutan, membantu dirinya kini yang berkarier sebagai akademisi. Foto: Kinanthi

Baca juga: Kembangkan Sapi Unggulan, UGM Berharap Bisa Swasembada Daging

Dalam suasana hening itu, tiba-tiba terdengar suara buang angin dari temannya.

Sontak Sahid dan mahasiswa lainnya yang hadir di kelas itu tertawa.

Beruntungnya, sang profesor tetap sabar dan tidak memarahi  mahasiswa tersebut.

Begitu juga saat makan bersama dalam suatu momen.

Diceritakan oleh Sahid, teman-teman seperjuangannya ini selalu saja “bikin ribut” suasana.

Ada saja teman Sahid yang mengambil makanan milik temannya yang lain.

“Mereka itu nakal, tetapi sadar diri. Mereka sebetulnya pintar-pintar semua. Perhatian terhadap pelajaran. Apalagi kalau kuliah yang mata kuliahnya sulit seperti Matematika, Fisika, Termodinamika, Statistik, mahasiswa kalau kuliah rebutan duduk di kursi depan. Setelah lulus mereka mempunyai perjalanan karier yang bagus,” ujar Sahid kepada.

Teman alumni yang bekerja di birokrasi pemerintahan sebagian besar bisa meniti  karier dengan  bagus.

Begitu juga teman alumni yang bekerja di perusahaan swasta.

Bahkan ada teman alumni seangkatan yang sampai  punya perusahaan cukup besar.

Baca juga: Bagaimana Perasaan Orang yang Terbukti Melakukan Korupsi?