Baca juga: Jangan Jadikan Banjir sebagai Ajang Kontestasi Politik
Ganjar juga meminta kantor penghubung Jateng di Jakarta untuk berjaga-jaga apabila diperlukan bantuan tenaga seperti dapur umum, posko, dan lain-lain.
“Mungkin mereka yang ada di sana termasuk golongan mampu. Akan tetapi, hal ini dilakukan sebagai sesama anak bangsa,” tutur Ganjar.
“Bantuan ini merupakan bagian awal, selanjutnya tim yang diberangkatkan akan standby terus dan memantau apa yang masih bisa kami kirimkan,” jelas pria kelahiran 1968 ini.
Adapun selain bantuan logistik, Pemprov Jateng juga mengirim 50 orang personel dan relawan yang diberangkatkan pada Sabtu (4/1/2020).
Baca juga: Kagama Peduli Banjir Dirikan Posko Satgas di Jakarta, Bekasi dan Tangerang
Ganjar berpesan supaya personel dan relawan yang dikirim tidak merepotkan.
“Mereka sangat paham SOP penanggulangan bencana. Tim jangan merepoti. Kalau kita datang membantu kita harus siap menghidupi diri sendiri,” kata Ganjar.
“Jangan sampai di sana jadi persoalan. Umpama ada yang sakit langsung kita tarik dan ganti. Yang tidak memenuhi kualifikasi jangan ikut. Jangan membikin repot. Tugas kita akan menolong jangan sampai malah ditolong,” tegas ayah satu orang anak ini.
Suami dari Siti Atikoh Supriyanti ini juga meminta setiap personel tetap menjaga etika, terlebih di media sosial.
“Jangan ada yang nyinyir. Tolong, kalau menulis di medsos diniati dengan baik,” tandas Ganjar. (Tsalis)
Baca juga: Saran Pakar Teknik Sipil dan Lingkungan UGM untuk Bereskan Banjir Jakarta
