Widodo Tapaki Karier dengan Berguru Kepada Banyak Sumber Ilmu

740

Baca juga: Ganjar Pranowo Ajak Alumni Berkontribusi Atasi Persoalan Negeri

Memulai Langkah di PAU

Sejak bergabung bersama Pusat Antar Universitas (PAU) UGM di bidang Bioteknologi, Widodo semakin menguatkan keinginannya untuk belajar ilmu bioteknologi.

Ketika pertama kali memasuki gedung PAU di awal tahun 1990-an, dia mendapati fasilitas penelitian di sana yang serba baru.

Hal ini semakin membuat Widodo bersemangat dan bermimpi bisa berhasil mengembangkan sesuatu di bidang bioteknologi.

Satu batu loncatan berkarier berhasil dia dapatkan.

Setelah meraih gelar sarjananya pada 1994, Widodo bekerja di sebuah perusahaan multinasional yang bergerak di industri pengolahan susu di Jawa Timur.

Namun, perjalanan kariernya di industri tersebut tak berjalan lama.

Dia melihat ada kesempatan bagus di Fakultas Peternakan UGM, untuk banyak memperoleh pengalaman mengembangkan bioteknologi.

Baca juga: Asmat, Panggung Budaya Indonesia di Papua

Kawan-kawannya, sempat heran dengan keputusan Widodo yang keluar dari industri dan memilih menjadi dosen dengan upah yang relatif kecil.

“Kita bekerja tidak hanya semata-mata mencari salary, tetapi juga kepuasan bekerja,” ujar Widodo.

Pengalamannya bekerja di industri pengolahan susu tidak lantas berujung sia-sia.

Berkat bekal dan kompetensinya dalam bidang Mikrobiologi Pangan, Widodo diberi kesempatan berkarier di Departemen Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan UGM sebagai dosen.

Sampai saat ini, riset yang dikembangkan Widodo selalu konsisten di bidang mikrobiologi, fermentasi dan pengolahan susu.

Pengalaman dan ilmu Widodo semakin bertambah, manakala dia melanjutkan studi di University of New South Wales untuk program master dan menyelesaikan PhD dari University of Melbourne, Australia, di bidang bioteknologi.

“Dua hal yang menjadi cita-cita Saya, belajar bioteknologi dan sekolah di luar negeri, dan itu sudah tercapai,” tutur pria yang juga menjadi dosen pada Program Studi Bioteknologi Sekolah Pascasarjana UGM.

Berkarier di BPP UGM

Di samping kaya wawasan dan pengetahuan, berguru pada banyak sumber ilmu semakin memperluas jaringan pertemanannya.

Misalnya ketika di PAU, Widodo hafal dan mengenal sejak muda semua peneliti maupun dosen dari berbagai fakultas yang terlibat di sana.

Secara tidak sadar Widodo merangkum segala kegiatan yang dilakukan para peneliti UGM dalam bidang Bioteknologi.

“Mungkin itu pula yang membuat Saya berpikir, UGM ke depan perlu semakin mengembangkan mata kuliah lintas disiplin ilmu untuk mendukung munculnya bidang keilmuan baru yang strategik bagi bangsa,” ujar Kepala Badan Penerbitan dan Publikasi (BPP) UGM ini.

Ketekunan melakukan hilirisasi riset dan berguru pada banyak sumber ilmu, mengantarkan Widodo berkarier sebagai Kepala BPP UGM sejak 2016.

Dalam tugasnya itu, Widodo bertanggung jawab mengelola jurnal UGM, publikasi buku, mengelola UGM Press, menghandle kegiatan seminar internasional, membantu publikasi hasil konferensi, membangun kerja sama dengan publisher dan sebagainya.

Di samping itu, Widodo sebagai dosen sekaligus peneliti, saat ini juga sedang mengembangkan hilirisasi riset produk pangan berbasis susu untuk kesehatan.

Selain menekuni berbagai disiplin ilmu, Widodo merasa bangga bisa mengabdi di almamaternya dan berkiprah di berbagai lembaga di UGM.

“Kalau bahasa jawanya, sugih tanpa bondo,” ujar dosen yang gemar menonton pertandingan sepak bola ini. (Kinanthi)

Baca juga: 10 Gebrakan Dirjen Ali Ghufron Mukti untuk Membangun SDM Indonesia