Rektor Panut Mulyono Jelaskan Filosofi Nitilaku UGM

1093
Rektor Panut Mulyono menilai bahwa Nitilaku erat kaitannya dengan kelahiran Universitas Gadjah Mada (UGM). Foto: Taufiq Hakim
Rektor Panut Mulyono menilai bahwa Nitilaku erat kaitannya dengan kelahiran Universitas Gadjah Mada (UGM). Foto: Taufiq Hakim

KAGAMA.CO, YOGYAKARTA – Suasana sekitar Bangsal Pagelaran KEraton Yogyakarta pada Minggu (15/12/2019) tidak seperti biasanya.

Jika biasanya hanya ada orang yang berlalu-lalang untuk berolahraga, saat itu orang-orang sudah meramaikan tempat sejak pukul 05.00 WIB.

Ramai-ramai di area Alun-alun Utara Yogyakarta itu terjadi karena ada agenda Nitilaku UGM 2019.

Para peserta yang menyemarakkan berasal dari macam-macam kalangan.

Ada yang alumni UGM, ada juga dari berbagai komunitas sekitar Jogja.

Baca juga: Ada Kendaraan Patih Gadjah Mada di Nitilaku UGM 2019

Nitilaku merupakan kegiatan tahunan yang dihelat UGM sejak 2012.

Dalam pidato sambutannya, Rektor UGM,Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., IPU, ASEAN Eng., menjelaskan filosofi agenda yang pada 2019 mengambil tema Kebhinnekaan Warisan Budaya sebagai Tumpuan Jiwa Satria Bangsa Menuju Keunggulan Nusantara tersebut.

“Nitilaku adalah ritual tahunan sebagai simbolisasi sejarah bahwa kelahiran UGM dimulai dari Bangsal Pagelaran atas jasa Keraton Yogyakarta, terutuma Sri Sultan Hamengku Buwono IX,” tutur Rektor Panut.

Apa yang dinyatakan Rektor Panut memang benar.

Sebab, Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjadi solusi ketika UGM mengalami kesulitan pada 1949, alias tahun pertama berdiri.

Baca juga: Abang-None dan Ondel-Ondel Kagama DKI Semarakkan Nitilaku UGM 2019