Kisah Mendiang Simbah Iringi Perjalanan Hidup Prof. Adi Heru Sutomo

4047

Baca juga: Lakukan Hal Ini Agar Akhir Pekanmu Tak Sia-Sia

Yo opo le, kamar e kosong le, terus malah mbok tinggal ning Jogja,” jelas Adi menuturkan kembali kalimat yang diucapkan almarhum Simbahnya, ‘kamarnya kosong, nak, kamu tinggal ke Jogja.’

Sing jenenge Simbah karo putune, mesti tresnane setengah mati,” tambahnya, ‘yang namanya nenek dengan cucunya, pasti cintanya setengah mati.’

Impian Adi menempuh studi di UNAIR pun terwujud.

Pada 1999, Adi melanjutkan kuliah S3-nya di sana.

Namun, Simbah Kakung dan Simbah Putri sudah menghadap Sang Khalik sebelum menyaksikan cucunya kuliah di UNAIR.

“Itu bagian yang menyedihkan. Coming for nothing,” demikian yang Adi rasakan saat menetap kembali di Jawa Timur.

Lain waktu, lain tempat, Adi yang juga menempuh studi S2 di University of London, sempat tinggal bersama sahabat sekaligus orang tua angkatnya Arnold De Jong yang tinggal di sana bersama kawan-kawannya sesama orang Jawa.

Darah Jawa mengalir deras di tubuh Adi. Foto: Istimewa
Darah Jawa mengalir deras di tubuh Adi. Foto: Istimewa

Baca juga: Kiat Belajar Efektif untuk Hadapi UAS

Saat sedang tertidur lelap, tengah malam tiba-tiba Adi dibangunkan Arnold.

Adi wake up, just wake up and follow me and then sit down here. Just listen to me and don’t stop my speaking,” tutur Adi mengulangi perkataan Arnold.

Arnold berkata kepada Adi, tiga bulan sebelum Adi tiba di London, seorang lelaki tua datang menemui Arnold.

Lelaki tua itu mengatakan, akan menitipkan cucu laki-lakinya pada Arnold suatu saat nanti.

“Adi sekarang kamu di sini. Lihat, kamu adalah anak laki-laki yang disebut lelaki tua itu,” ungkap Arnold kepada Adi, yang menduga lelaki tua itu adalah dr. Major Conrad.

Ketua Departemen Kedokteran Keluarga, FK-KMK UGM ini sontak terkejut.

Sebelumnya Adi memang tidak mengetahui seluk beluk dan keberadaan Simbah Kakung-nya selama ini.

Baca juga: Tips bagi Para Mahasiswa Rantau agar Terhindar Hepatitis A