Prof. Rini Indrati Selalu Berebut Kursi Paling Depan Semasa Kuliah

2174
Usahanya untuk belajar dengan lancar tak diragukan lagi, karena Rini selalu berusaha datang lebih pagi agar bisa duduk di kursi paling depan. Waktu itu kelas diikuti 300-an mahasiswa. Belum lagi, kampus Fakultas MIPA kala itu terletak di tiga tempat, di wilayah Sekip Selatan, Sekip Utara, dan Bulaksumur. Foto: Kinanthi
Usahanya untuk belajar dengan lancar tak diragukan lagi, karena Rini selalu berusaha datang lebih pagi agar bisa duduk di kursi paling depan. Waktu itu kelas diikuti 300-an mahasiswa. Belum lagi, kampus Fakultas MIPA kala itu terletak di tiga tempat, di wilayah Sekip Selatan, Sekip Utara, dan Bulaksumur. Foto: Kinanthi

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Perjalanan hidup Prof. Dr. Christina Rini Indrati, M.Si. (52), tidak pernah jauh dari dunia pendidikan.

Orang tua Rini keduanya adalah guru sekolah dasar.

Semasa mahasiswa, Rini pun memanfaatkan waktu luangnya untuk menjadi relawan guru les privat bagi siswa-siswa SMA.

Kini perempuan asal Kartasura, Jawa Tengah itu, menikmati pekerjaannya sebagai guru Matematika bagi mahasiswa.

Mengajar Hingga Mengenali Kepribadian Anak Didik

Singkat cerita tentang pengalamannya saat belajar mengajar sewaktu kuliah, Rini lebih memilih mengajar les privat daripada mengajar dengan sistem kelas.

”Karena kalau privat itu step by step kena pribadinya, membangun logika bersama-sama. Itu kelebihannya dibandingkan bimbingan belajarnya yang muridnya banyak. Pernah sekali Saya mengajar untuk bimbingan belajar, tetapi Saya tidak menikmati meskipun dibayar mahal,” jelas Rini kepada KAGAMA, belum lama ini di ruang kerjanya.

Selain bergabung dengan Yayasan Gloria untuk menjadi relawan guru les privat, Rini sempat terlibat aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan Keluarga Mahasiswa Matematika (KMM) UGM dan Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) Fakultas MIPA.

Baca juga: Kaya Akan Potensi, Kecamatan Berbah Perlu Bangun Masyarakat Sadar Wisata

Dia mengaku tidak ada UKM yang sesuai minatnya waktu itu.

“Karena passion Saya mengajar ya Saya konsisten di kegiatan mengajar,” ujar dosen yang pernah aktif di Indonesian Math Society itu.

Berebut Kursi Paling Depan

Perempuan kelahiran 1967 ini, semasa kuliah dikenal sebagai mahasiswi yang rajin.

Diceritakan olehnya, kelas kuliah saat itu diikuti oleh 300-an mahasiswa.

Usahanya untuk belajar dengan lancar tak diragukan lagi, karena Rini selalu berusaha datang lebih pagi agar bisa duduk di kursi paling depan.

Belum lagi, kampus Fakultas MIPA kala itu terletak di tiga tempat, di wilayah Sekip Selatan, Sekip Utara, dan Bulaksumur.

Berangkat kuliah bersama teman-teman seangkatan, kata Rini, harus berkejaran dan berlarian ke sana ke mari.

Baca juga: Lulusan Terbaik FIB, Nurmalia Bahas Tokoh-tokoh Perempuan dalam Kitab Mahabarata