Lulusan Perguruan Tinggi Harus Inovatif dan Bisa Ciptakan Lapangan Kerja

406
Menurut Rektor Universitas Widya Mataram Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec, setiap tahun ada sekitar 787 ribu sarjana yang masih menganggur. Foto: Taufiq
Menurut Rektor Universitas Widya Mataram Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec, setiap tahun ada sekitar 787 ribu sarjana yang masih menganggur. Foto: Taufiq

KAGAMA.CO, YOGYAKARTA – Dahulu, orang yang berpredikat sarjana mempunyai status sosial yang tinggi.

Sehingga mereka sangat mudah mendapatkan peran di masyarakat.

Namun sekarnag jumlah sarjana semakin meningkat, sehingga keistimewaannya tak seperti dulu lagi.

Demikian disampaikan Rektor Universitas Widya Mataram (UWM) Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec pada Senin (23/9/2019) di Sahid Jaya Hotel.

Edy menyampaikannya saat mewisuda 147 lulusan UWM dalam Rapat Senat Terbuka Wisuda Sarjana ke-55 UWM Tahun Akademik 2018/2019.

Rapat Senat Terbuka Wisuda Sarjana ke-55 UWM Tahun Akademik 2018/2019. Foto: Taufiq
Rapat Senat Terbuka Wisuda Sarjana ke-55 UWM Tahun Akademik 2018/2019. Foto: Taufiq

Baca juga: Cerita Bambang Purwoko Mendidik dan Tinggal Bersama Anak-anak Papua

“Saat ini belasan juta penduduk Indonesia bergelar sarjana, master maupun doktor. Tidak kurang 1,2 juta mahasiswa tiap tahun lulus dari perguruan tinggi,” paparnya.

Dengan angka sebesar itu, merujuk data dari Badan Pusat Statistik (BPS), kata Edy, ternyata ada sekitar 787 ribu sarjana masih menganggur.

Karenanya, pihaknya berharap lulusan UWM tidak termasuk salah satu dari bagian tersebut, justru menjadi agen peningkatan kualitas tenaga kerja maupun tenaga ahli di Indonesia.

“Saat ini saudara-saudara lulus dalam kondisi yang berbeda dengan zaman Saya dulu. Sekarang era revolusi industri 4.0. Isilah era ini dengan kreativitas, inovasi, hal-hal baru,” imbaunya.

Pasalnya, kata Edy, era revolusi industri 4.0, manusia tidak lagi hanya berkompetisi dengan manusia, namun juga dengan berbagai kecerdasan teknologi buatan yang siap menggantikan peran manusia.

Baca juga: Perkembangan Bisnis dan Tren Minum Kopi di Indonesia