KRT Wreksodiningrat Dirikan Fakultas Teknik UGM di Tengah Perang Kemerdekaan

1893

Baca juga: Liburan Semester ala Mahasiswa Jadul UGM; Dari Upacara, Bar Mini, hingga Menggelar Pernikahan

Taktik ini dulu biasa digunakan oleh pejuang kemerekaan Indonesia guna menghadapi agresi militer Belanda.

Di tengah situasi perang revolusi kemerdekaan, KRT Wreksodiningrat juga berjuang merintis berdirinya Fakultas Teknik UGM.

Atas jasanya tersebut, ia diangkat sebagai  dekan Fakultas Teknik dari tahun 1947-1951.

Jasa KRT Wreksodiningrat kepada republik tak berhenti sampai di situ.

Ia juga dikenal sebagai salah satu perancang berbagai fasilitas publik seperti Jembatan Serayu, Jembatan Bantar, dan Stadion Sriwedari.

Baca juga: Plontjo dan Plontji dalam Penyambutan Mahasiswa Baru UGM Tahun 50-an

Kemampuannya yang mumpuni sebagai Insinyur Teknik Sipil juga membuatnya dieprcaya sebagai perancang Pelabuhan Amstredam di Belanda.

Penulis Buku

Kecintaannya terhadap dunia Teknik Sipil juga membuat KRT Wreksodiningrat berhasil menyelesaikan sebuah buku yang berjudul Soal Organisasi Pembagian Air untuk Kebutuhan Masyarakat Tani (1961).

Dalam buku tersebut, KRT Wreksodiningrat menjelaskan bagaimana organisasi pembagian air kepada para petani seharusnya dijalankan.

Ia tak hanya bicara perihal teknis semata, tetapi juga tentang filosofi dasar pembagian air juga ia tulis dalam buku tersebut.

Jasa-jasanya yang begitu besar terhadap republik, membuat Kementerian PUPR membangun Jembatan Wreksodiningrat yang menghubungkan antara Jalan Nyai Condrolukito dengan Fakultas Teknik UGM pada 2007.

Baca juga: Kagama Papua Barat Ajak Seluruh Alumni Bangun Tanah Papua

Jembatan tersebut oleh masyarakat awam lebih dikenal dengan nama Jembatan Teknik.

Tak Ingin Pensiun Demi Mahasiswanya

Pengabdian KRT Wreksodiningrat terhadap kampus, tak sebatas pengabdian kepada alamameter secara struktural.

Ia tak hanya mencintai UGM sebagai institusi., tetapi juga mencintai mahasiswa-mahasiswanya.

Dalam Harian Kedaultan Rakyat tahun 1969 tertulis KRT Wreksodiningrat sebenarnya sudah mempersiapkan diri untuk pensiun sebagai dosen sejak tahun 1952.

Akan tetapi, rencana tersebut ia urungkan sampai ia tahun 1960-an.

Ketika ditanya alasannya menunda pensiun, KRT Wreksodiningrat menjawab, “Saya terlalu mencintai mahasiswa-mahasiswa Saya.” (Venda)

Baca juga: Munas Kagama Tempo Dulu, Pak Koes Terpilih Dua Kali Berturut-turut