Ketua UKM Pencak Silat, Isfi: Gelanggang Tidak Pernah Tidur

1916
Isfi mengatakan, rata-rata mahasiswa UKM sudah memperlakukan Gelanggang layaknya kos-kosan. Foto: Istimewa
Isfi mengatakan, rata-rata mahasiswa UKM sudah memperlakukan Gelanggang layaknya kos-kosan. Foto: Istimewa

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Isfi Nurafifa Rachmi (21) belajar pencak silat dari nol.

Ia mengaku baru mengenal pencak silat ketika bergabung dengan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pencak Silat.

Meskipun demikian, kehadirannya diterima dengan baik oleh UKM-nya.

“Awalnya aku coba-coba aja sih. Sengaja pilih UKM olahraga, karena selama ini kalau kuliah cuma duduk dan kurang olahraga,” ungkapnya kepada KAGAMA, belum lama ini.

Lagi pula, Isfi merasa tidak memiliki basic dan ketertarikan dengan UKM olahraga lain selain Pencak Silat.

UKM Pencak Silat telah banyak memboyong berbagai juara. Foto: Istimewa
UKM Pencak Silat telah banyak memboyong berbagai juara. Foto: Istimewa

Baca juga: Serba-serbi Kehidupan UKM yang Harus Diketahui Mahasiswa Baru

Seluk Beluk UKM Pencak Silat UGM

UKM ini terdiri dari empat perguruan yaitu Merpati Putih, Perisai Diri, Pro Patria, dan Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT).

Kemudian ditambah dengan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI).

Sebelumnya masing-masing berguruan ini berstatus UKM yang sama-sama bergerak di bidang bela diri.

Namun, karena ada nomenklatur pada 2016, keempat perguruan ini diminta bergabung menjadi satu yang diberi nama UKM Pencak Silat.

“Sebetulnya keempat perguruan ini sama-sama pencak silat dari Indonesia dan gerakan dasarnya juga sama. Namun, setiap perguruan mempunyai ciri khas. Seperti Merpati Putih itu pakai pernapasan, Propatria lebih ke kungfu, Perisai Diri dengan kekhasan kelincahan,” jelas mahasiswi angkatan 2016 itu.

Baca juga: Memilih UKM yang Tepat Bagi Mahasiswa Baru

Belajar dari  Nol Sampai Menjadi Peserta Terbaik

Saat pertama kali bergabung dengan UKM Pencak Silat, adaptasi yang ia lakukan tidak terbilang mudah.

Isfi mengaku punya kelemahan dalam hal lari, dan setiap pemanasan sebelum latihan ia selalu ada di posisi paling belakang di antara teman-temannya.

Isfi lantas tak menyerah begitu saja, ia memperbanyak latihan.

Usahanya itu membuahkan hasil ketika Isfi naik tingkat ia menjadi peserta terbaik.

Dalam waktu satu jam, Isfi mampu berlari dalam jarak 10 km.

Dari sini Isfi menyadari ada peningkatan fisik yang bagus dalam dirinya.

Hal ini membuatnya semakin giat menekuni pencak silat.

Baca juga: UKM Catur UGM Boyong Lima Medali Piala Catur PNJ 2019