Pakai Filosofi Memandikan Kuda

1738
Direktur Utama PT Railink Heru Kuswanto berpandangan, seorang pemimpin harus berorientasi pada solusi meski kadang pahit dan tak populis. Foto : Josep/KAGAMA
Direktur Utama PT Railink Heru Kuswanto berpandangan, seorang pemimpin harus berorientasi pada solusi meski kadang pahit dan tak populis. Foto : Josep/KAGAMA

KAGAMA.CO, JAKARTA – Seorang pemimpin ibarat orang yang memandikan kudanya di sungai, bukan orang yang memandikan kerbau atau orang yang angon bebek.

Kuda tidak akan turun ke sungai kalau pemiliknya tidak lebih dulu masuk ke dalam sungai.

Berbeda dengan orang yang angon kerbau atau bebek yang hanya menyuruh saja.

Artinya, seorang pemimpin di samping harus tahu, mesti mau berbuat, berani mengambil keputusan, dan memberi keteladanan.

Filosofi “memandikan kuda di sungai” inilah jadi pedoman bagi Heru Kuswanto sebagai Direktur Utama dalam memimpin PT Railink, anak perusahaan PT Kereta Api Indonesia (Persero), yang menjadi operator Airport Railink Services (ARS) atau Layanan Bandara Railink.

Saat ini PT Railink mengoperasikan kereta api ARS Kualanamu dan ARS Soekarno Hatta.

Menurut Heru, seorang pemimpin harus berorientasi pada solusi meski kadang pahit dan tak populis.

Pemimpin juga harus berani menanggung risiko meski tetap harus memitigasi risiko untuk mereduksi potensi kejadian negatif.

“Memimpin itu harus memberi leading by example (keteladanan).”

“Pemimpin harus berani tak disukai anak buah dan berani mengikuti nurani meski kadang dimarahi atasan lebih tinggi,” paparnya.

Bukan sekadar kata-kata, sikap ini dilakoninya ketika dia mengeksekusi keputusan bahwa PT Railink memberlakukan sistem pelayanan pembelian tiket kereta api bandara yang diberi nama Airport train Ticketing System (ARTS).

“Kami membangun sistem ticketing sendiri dengan mengadopsi teknologi terkini,” ujar alumnus Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM ini.

“Lewat ARTS kosnsumen bisa membeli tiket di manapun dan kapanpun via online, tanpa memerlukan petugas loket (manless), serta tanpa menggunakan uang tunai (cashless),” tutur Heru kala ditemui KAGAMA di kantornya beberapa waktu lalu.

Sistem ARTS sempat ramai dibahas di media massa dan sempat ada resistensi baik dari internal maupun eksternal.

Namun Heru tidak mundur karena dia yakin ARTS memberi dampak positif bagi pelanggan serta meningkatkan kinerja PT Railink.

Bahkan Presiden Joko Widodo pun menanyakan pada Heru alasannya menggunakan sistem cashless seperti ini.

“Lantas saya jelaskan pada beliau, justru dengan ARTS, PT Railink mendukung program cashless Pemerintah lewat Bank Indonesia yang meluncurkan Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) sebagai sistem pembayaran nasional.”

“Beliau jadi memahami dan mendukung inovasi kami ini,” ungkap pria penggemar bunga anggrek ini.

Dalam pengembangan ARTS dari sisi bisnis, PT Railink bersinergi dengan para mitra yang sudah teruji kapabilitasnya di bidang masing-masing seperti perbankan, e-commerce, payment gateway, front end, dan jaringan sehingga kinerja ARTS ini dapat dijamin dan dibanggakan.

“Dengan ARTS ini, pelanggan kereta api bandara dapat memperoleh layanan tiket secara mudah melalui website, mobile app, vending machine, dan lewat berbagai transaksi non tunai menggunakan kartu kredit, kartu debit, serta kartu prepaid yang telah dimiliki pelanggan tanpa harus memiliki kartu dari Railink atau dilayani petugas loket,” pungkas Heru. (Jos)