Mahasiswa Pas-Pasan Bisa Jadi Dekan

1894
Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Eko Suwardi, M.Sc., Ph.D. menempuh perjuangan hidup yang berbuah manis. Foto : Josep/KAGAMA
Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Eko Suwardi, M.Sc., Ph.D. menempuh perjuangan hidup yang berbuah manis. Foto : Josep/KAGAMA

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Hidup adalah perjuangan, sebuah ungkapan klise sekaligus fakta empiris yang dialami tiap manusia.

Sesi perjuangan hidup itu juga dialami Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Eko Suwardi, M.Sc., Ph.D.

Dari sebuah desa di Purworejo, Jawa Tengah, Eko Suwardi berangkat ke Jogja untuk kuliah di Jurusan Ekonomi Akuntansi Universitas Gadjah Mada, pada tahun 1981.

Dia tak pernah membayangkan bakal sesukses sekarang.

Ia hanya fokus belajar dan tenggelam dalam buku-buku di perpustakaan.

Karena kondisi ekonomi pas-pasan Eko mencari tempat kos di Cokrosuman, Jetis, yang dekat dengan kampus.

“Satu kamar isinya sembilan orang. Penat tidak karuan,” ujarnya sembari terbahak.

Setiap hari ia naik sepeda onthel pulang-pergi kampus-tempat kos.

Sembari ngonthel ia melantunkan tembang-tembang Jawa favoritnya.

Tak jarang pengalaman pahit ia rasakan.

Dia harus menembus hujan dengan sepeda onthelnya.

Ada kalanya ia gagal ke kampus karena hujan kelewat lebat, sementara ia tak membawa mantel.

Untuk mengisi perut ia bertualang mencari warung makan murah.

Warung langganannya antara lain warung legendaris Mbah Darmo dan Mbah Harjo di Klebengan UGM.

Jika kocek semakin cekak, ia minta lauk telur separuh atau cukup seperempat.

Melamar di Kereta

Perpustakaan UGM adalah tempat penuh kenangan manis bagi Eko.

Di sini ia tak hanya memperoleh banyak pengetahuan, tetapi juga menemukan pujaan hati yang kini menjadi pendamping hidupnya.

Di ruang penuh buku itu Eko bertemu dengan Siti Isnaidi DN, yang kala itu berstatus mahasiswi Fakultas Hukum UGM.

Sebetulnya mereka pernah bertemu ketika Eko masih kelas 2 SMA.

Diawali tegur sapa, obrolan ringan, hingga saling pinjam buku, lama kelamaan benih cinta keduanya pun bersemi.

Hasrat Eko untuk lebih jauh mengenal gadis asal Gunung Kidul itu tambah menggebu, ketika Siti diwisuda tak ada pria yang mendampinginya.

Saat Eko dan Siti pergi bareng naik kereta ke Jakarta, Eko memberanikan diri mengungkapkan isi hatinya.

Ia sangat bersyukur karena pinangannya diterima Siti.

Hingga kini Siti setia mendampingi Eko, tak terkecuali ketika Eko harus berjuang menempuh studi hingga tingkat doktoral.

Eko menempuh studi master Accounting/Economics di California State University, AS (1994), dan tingkat doktoral Accounting di Queensland University of Technology, Australia (2005).

Sebagai Dekan FEB UGM Eko mengaku bahwa mempertahankan akreditasi itu tidak mudah.

Akreditasi nasional serta akreditasi Association to Advance Collegiate Schools of Business (AACBS) yang sudah diperoleh FEB UGM harus dipertahankan bersama semua pihak, tak terkecuali mahasiswa.

“Tidak ada target yang muluk. Harapan saya FEB UGM bisa semakin berperan dalam memberikan sumbangsih untuk bangsa,” pungkasnya. (Waf/Rin)