Potensi Wisata Between Two Gates Kampung Alun-alun di Kotagede

1379

“Atraksi arsitektural yang khas di Kotagede merupakan peninggalan pemukiman masyarakat Jawa dengan menjunjung tinggi ‘Manunggaling Kawula Gusti’ dari sisa-sisa bekas Keraton sebelum pindah di lokasi sekarang,” tulis mahasiswa Magister Teknik Arsitektur UGM ini.

Kampung Alun-alun merupakan Between Two Gates yang paling terkenal. Dari segi pengembangan, bisa dikatakan Kampung Alun-alun sudah memenuhi kebutuhan wisatawan dari segi amenitas, atraksi, dan aksesibiltasnya.

Namun, hanya 12 persen orang yang mengetahui keberadaan Batween Two Gates Kampung Alun-alun. Setelah diberikan penjelasan, terdapat 34 persen orang pernah mengunjungi Kampung Alun-alun.

Yunisa berpendapat bahwa adanya gap antara pernyataan mengetahui dan mengunjungi Between Two Gates, membuktikan adanya ketidaktepatan informasi yang diperoleh wisatawan, sehingga mereka tidak sadar bahwa mereka sudah pernah mengunjungi Between Two Gates Kampung Alun-alun.

Bisa disimpulkan bahwa Between Two Gates Kampung Alun-alun tidak membuat wisatawan punya pengalaman kuat di dalamnya.

Sejauh ini, kondisi eksisting sebagian banyak deret rumah tradisional mengalami perubahan, sehingga menyamarkan pola pemukiman Between Two Gates, terutama hilangnya pintu dan terputusnya jalan rukunan.

Selain itu, pemilik rumah menyadari kekhasan rumah tradisional ini, tetapi mereka tidak memiliki keinginan untuk berpartisipasi dalam pengembangan lingkungan rumah sebagai obyek wisata.

Sementara itu, wisatawan merespon positif adanya bangunan ini. Mereka merasakan adanya kemiripan deret rumah satu dengan yang lainnya dan ingin merasakan langsung suasana dan atmosfer rumah tradisional tersebut. Bagi mereka ini merupakan pengalaman unik dari sebuah kunjungan wisata.

Jadi, bisa dibilang bahwa Between Two Gates Kampung Alun-alun mempunyai potensi wisata yang kuat. Namun, masih memiliki perjalanan yang jauh untuk mengembangkannya menjadi objek wisata.

“Jika deret rumah tradisional hanyalah wadah untuk berfoto dan tidak ada daya tarik lainnya, maka deret rumah tradisional Jawa di Kotagede hanyalah objek wisata monoton yang tidak membuat wisatawan untuk berkunjung lagi sebagai repeater,” demikian Yunisa menyimpulkan.

Menurut Yunisa, diperlukan aktivitas yang membuat pemukiman menjadi lebih hidup. Misalnya dengan atraksi tarian.(Kinanthi)