Henri Suhardja Ajak UMKM Naik Kelas di Era Digital

1351

Bersama dengan para alumni UGM yang lain, Henri sebagai CEO perusahaan kemudian mengembangkan bisnis digital Titipku sampai dibuat dalam bentuk aplikasi.

Titipku merupakan platform marketplace yang mengajak anak-anak muda untuk memajukan UMKM melalui digitalisasi.

“Caranya anak muda diajak untuk mengunggah aplikasi Titipku. mereka bisa menjadi pembeli, jasa titip, maupun penjelajah. Semacam mempromosikan UMKM gitu,” ungkap pria kelahiran 25 tahun lalu ini.

Ada pun berbagai upaya yang dilakukan agar menjaring anak muda lebih luas, pihaknya antara lain mengadakan kompetisi jelajah UMKM dan pembagian komisi setiap ada transaksi UMKM. Tak berhenti di situ, Titipku juga berusaha terjun langsung menemui pelaku UMKM dengan mengadakan diskusi bersama, serta memberikan latihan melalui seminar dan workshop.

Titipku dikenal sebagai startup yang mempunyai dampak sosial dan aplikatif, sehingga Titipku dianugerahi penghargaan Australia Awards in Indonesia Short Term Startup Ecosystem 2019 pada Maret lalu.

Potensi bisnis di Indonesia cukup besar, baik dari segi pasar maupun sumber dayanya. Sudah ada sekian banyak pengusaha yang berpenghasilan tinggi. Namun, ‘nyawa’ perekonomian negara justru datang dari para UMKM.

Terdapat 60 juta UMKM di Indonesia, tetapi sebagian diantaranya belum ‘melek digital’. Hal ini lah yang menjadi perhatian Henri untuk bergerak bersama membangun potensi UMKM di era digital.

Belum juga puas berkecimpung di dunia bisnis digital, Henri menambah pengalaman lagi dengan ikut mengembangkan usaha-usaha kecil dengan menanam saham di sana.

“Ada sekitar lima usaha kecil, aku invest ke mereka. Daripada membangun industri sendiri, mending ngembangin usaha kecil kaya gini. Dampak sosialnya lebih besar,” pungkas pria yang juga berprofesi sebagai property broker ini.

Layaknya pengusaha pada umumnya, di awal Henri sempat mengalami beberapa kali kegagalan. Tidak sedikit pengusaha lain yang mudah berkecil hati karena kegagalannya. Namun, hal tersebut tak berlaku bagi Henri.

“Dulu juga sering gagal terus bangkrut, keluar uang banyak, pernah ribut sama teman juga. Semua udah pernah aku alami. Tapi, yang namanya usaha enggak ada kata nyerah. Kalau gagal ya otomatis ada keinginan bangun usaha baru lagi,” jelas Henri memaknai hidupnya sebagai pengusaha.

Dalam lima tahun ke depan, Henri berusaha mengembangkan Titipku. Ia bersama timnya berkeinginan membawa Titipku sampai ke tingkat internasional. Bagi Henri pengembangan SDM sangat penting, bisnis bisa berhasil karena kualitas SDM-nya.(Kinanthi)