Wiyono: Bersahabat dengan Hutan, Berkawan dengan Masyarakat

1021

Mengembangkan Ilmu Kehutanan Masyarakat

Wiyono banyak melakukan penelitian dan publikasi di bidang kehutanan masyarakat.

Menurutnya, saat ini strategi pengelolaan hutan telah bergeser dari state based forest management menuju community based forest management.

Maksudnya, pengelolaan hutan yang hanya mengutamakan kepentingan dan peran negara menjadi mengutamakan kepentingan dan peran masyarakat di sekitar hutan.

Oleh karena itu, pengembangan ilmu dan praktik-praktik kehutanan masyarakat harus terus didorong.

Dilandasi pemikiran tersebut ia juga banyak memberikan penyuluhan, pelatihan dan pendampingan kepada masyarakat di sekitar hutan, khususnya yang berada di Kabupaten Gunungkidul, Bantul dan Kulon Progo.

“Harapannya masyarakat di sekitar hutan menjadi lebih berdaya dalam mengelola dan memanfaatkan sumber daya hutan,” ungkapnya.

Menurut Wiyono, saat ini pengelolaan hutan tidak boleh hanya mengejar manfaat ekonomi, tetapi harus tetap menjaga kelestarian lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Namun dia menilai, tiga kepentingan terhadap sumber daya hutan tersebut sering kali bertolak belakang.

Tugas para rimbawan adalah untuk mensinergikan ketiga kepentingan tersebut supaya dapat berfungsi secara beriringan.

Oleh karena itu, pengelola hutan tidak cukup hanya menguasai ilmu teknik kehutanan, tetapi juga harus mahir berkomunikasi dengan para pihak dan peka terhadap berbagai kepentingan masyarakat dalam pengelolaan hutan.

Hal itu juga membuatnya memutuskan untuk mengambil Program Doktor Bidang Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan di Sekolah Pascasarjana UGM sejak 2019.

Pilihan ini mengharuskan Wiyono untuk mengundurkan diri sebagai Ketua Program Studi Pengelolaan Hutan Sekolah Vokasi UGM yang telah diembannya selama enam tahun, yaitu sejak 2013-2019.

“Jangan lelah belajar, jangan lelah berkarya, dan jangan lelah mengabdi,” ujarnya.(Sirajuddin)