Sri Ratna Saktimulya, Kembangkan Prodi Sastra Jawa dengan Berpijak pada Akar Budaya

1250
Agar tidak menjadi momok, penting bagi sekolah untuk menerapkan metode belajar bahasa Jawa yang menarik. Foto: Taufiq/KAGAMA)
Agar tidak menjadi momok, penting bagi sekolah untuk menerapkan metode belajar bahasa Jawa yang menarik. Foto: Taufiq/KAGAMA

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Kecintaan terhadap bahasa dan sastra Jawa, membuat perempuan ini mendedikasikan dirinya mengabdi di Program Studi (Prodi) Sastra Jawa UGM.

Tiga puluh tahun sudah Dr. Sri Ratna Saktimulya, M.Hum., melestarikan dan mengembangkan sastra Jawa.

Sejak kecil hidupnya sudah akrab dengan bahasa dan sastra Jawa.

Sampai pada waktunya, ia ditetapkan sebagai Ketua Prodi (Kaprodi) Sastra Jawa UGM.

Walaupun begitu, diakuinya menjadi Kaprodi bukanlah cita-cita, hanya yang jelas ia begitu cinta dengan sastra Jawa.

Sebagai Kaprodi, Sakti mempunyai visi dan misi untuk mengembangkan prodinya.

Visi Prodi Sastra Jawa meliputi harapan menjadi prodi penyelenggara pendidikan bahasa dan sastra Jawa yang unggul di tingkat nasional, juga peduli terhadap perkembangan sosial budaya, berwawasan kebangsaan dan Pancasila.

“Itu semua diharapkan bisa tercapai pada tahun 2021,” ujar Sakti menyampaikan targetnya, belum lama ini di ruang kerjanya.

Demikian juga dengan misinya yang masih berkaitan dengan visi.

Prodi Sastra Jawa memiliki misi untuk menyelenggarakan ilmu pendidikan tinggi bahasa dan sastra berbasis riset.

Kemudian mengembangkan penelitian di bidang bahasa dan sastra Jawa yang mendorong kemajuan pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan kebudayaan yang bermanfaat bagi kehidupan bangsa dan umat manusia pada umumnya.

Selai itu, Prodi juga mempunyai misi untuk melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat dengan perspektif budaya Jawa.

“Jadi, kami di sini apapun dikaitkan dengan pengembangan bahasa dan sastra Jawa berbasis riset,” ungkap penulis buku Naskah-Naskah Skriptorium Pakualaman, Periode Paku Alam II (1830-1858) ini.

Sakti mengungkapkan, penelitian yang ia lakukan berkaitan dengan naskah-naskah Jawa, sedangkan dosen lainnya bisa melakukan penelitian yang berkaitan dengan kebudayaannya.

Karawitan dan pranatacara, merupakan sebagian dari kebudayaan Jawa yang hingga kini masih berusaha dikembangkan oleh prodi ini.

Ada pun bentuk pengabdian masyarakatnya, prodi Sastra Jawa senantiasa memberikan edukasi lebih dalam kepada masyarakat tentang pengetahuan aksara Jawa.

Program pengabdian masyarakat tersebut juga telah beberapa kali dilakukan di berbagai daerah, misalnya di Kabupaten Gunungkidul dan Kulon Progo, yang pada waktu itu ingin membangun desa budaya.