Angkringan, Pilihan Konkret Semua Kalangan

8522

Harga sekali makan kenyang di angkringan sangat murah dan terjangkau. Inilah mengapa angkringan disebut sebagai hidangan rakyat atau kampung.

Meski tergolong murah, namun jangan salah jika konsumen angkringan ini sangat bervariasi. Mulai dari tukang becak, mahasiswa, pegawai kantor, hingga para pejabat dan eksekutif.

Ketika para pembeli sudah ­ngangkring­ -yakni duduk santai di angkringan-, mereka asyik mengobrol satu sama lain meskipun belum kenal. Bisa dibilang, angkringan adalah tempat yang egaliter.

Akrabnya susana dalam angkringan menggambarkan keakraban dalam perbedaan. Tidak mengenal golongan dan jabatan, meraka yang duduk di angkringan berbagi cerita dari humor hingga serius.

Tak jarang hanya dengan mengeluarkan uang Rp10.000 saja para penikmat angkringan ini betah hingga berjam-jam lamanya. Suasana santai dan nyaman menjadi daya tarik dari warung sederhana ini.

Angkringan juga dikenal sebagai pelampiasan ketika uang saku menipis. Para mahasiswa atau seorang pekerja yang sedang mengalami defisit keuangan, selalu menjadikan angkringan sebagai tujuan utama ketika perut keroncongan.

Untuk makan satu kali dengan nasi kucing dan segelas es teh, kita hanya mengeluarkan sekitar Rp5.000 saja. Jika ditambah dengan gorengan dan sate usus, harga masih di bawah Rp10.000.

Kehadiran angkringan menjadi pelengkap sekaligus pembeda dari warung-warung makan lainnya. Dengan suasana dan harga yang merakyat, angkringan menjadi pilihan konkret untuk semua kalangan.(Sirajuddin)