Begini Filosofi Masuk Angin dalam Kosmologi Jawa

2039
Masuk Angin.(Foto: Hello Sehat)
Masuk Angin.(Foto: Hello Sehat)

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Hampir semua manusia pernah merasakan sakit. Ketika sakit biasanya orang merasa tidak enak badan. Dalam beberapa kasus, sakit bisa mengakibatkan rasa trauma hingga kematian bagi manusia.

Selain itu, sakit juga membuat manusia sulit berakivitas. Oleh karena itu, manusia selalu berharap tetap dalam kondisi sehat, dan di saat sakit mencoba untuk menyembuhkannya.

Dalam masyarakat Jawa, ada penyakit yang disebut masuk angin. Menurut Dr. Atik Triratnawati dalam Masuk Angin dalam Konteks Kosmologi Jawa (2011), rasa tidak enak dalam tubuh merupakan gejala dari penyakit masuk angin.

“Dalam masyarakat Jawa kondisi ketidaknyaman di dalam tubuh disebut sebagai masuk angin. Rasa tidak enak dipercaya terjadi akibat terlalu banyak angin yang masuk ke dalam tubuh manusia, sehingga tubuh menjadi dingin dan timbul rasa tidak enak pada tubuh. Rasa tidak enak tersebut antara lain, pegal linu, sakit kepala, perit mulas dan badan panas,” tulis Atik dalam penelitiannya yang terbit di Jurnal Humaniora, UGM.

Uniknya, dalam dunia medis modern penyakit ini dikenal sebagai gejala flu. Akan tetapi, pengetahuan lokal masyarakat Jawa menamai penyakit ini sebagai masuk angin, dan bisa diobati  salah satunya dengan cara kerokkan.

Kerokkan merupakan upaya penyembuhan dengan cara membalurkan minyak kayu putih, balsam, atau minyak tawon ke tubuh penderita masuk angin. Kemudian daerah tubuh yang telah dibaluri digosok menggunakan koin hingga berwarna merah.

Selain kerokan, model penyembuhan lain ialah menjaga kesehatan mental dan spiritual, karena orang Jawa percaya bahwa orang yang banyak pikiran bisa terkena  salah satu jenis penyakit masuk angin, yakni angin duduk yang bisa mendatangkan kematian secara mendadak.