Potensi Gempa dan Tsunami di Kawasan Laut Banda dan Antisipasinya

1319
Laut Banda.(Foto: GNFI)
Laut Banda.(Foto: GNFI)

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat gempa serta ancaman tsunami yang cukup tinggi. Hal itu disebabkan oleh letak Indonesia yang menempati wilayah pertemuan lempeng serta cincin api pasifik. Salah satu daerah yang diprediksi rawan adalah sekitar perairan Banda.

Hal tersebut disebabkan Indonesia bagian timur terutama wilayah busur Banda merupakan pertemuan antara tiga lempeng besar dunia; yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Indo-Australia. Di Indonesia tercatat telah terjadi 31 kali gempa bumi merusak dan 15 kali tsunami sejak tahun 1991-2010 .

Salah satu penjelasan mengenai kondisi lempeng di daerah laut Banda dipaparkan Dinda Ayu A P, mahasiswa S3 Geografi UGM dalam desertasinya pada 2017.

Ia menyebutkan bahwa Pergerakan lempeng Indo-Australia mendesak lempeng Eurasia di sebelah selatan Bali, Lombok, Flores, Palung Timor sampai dengan Kepulauan Kei, dan memutar ke atas berlawanan arah jarum jam hingga ke Pulau Seram dan Pulau Buru.

Busur Banda di bagian barat atau yang berada di selatan Bali, Lombok, hingga ke Flores merupakan kelanjutan dari zona subduksi lempeng Indo-Australia yang menghujam di bawah lempeng Eurasia di Selatan Pulau Jawa.

Penunjaman lempeng Indo-Australia letaknya jauh berada di dasar samudera, sehingga tekanan kerak bumi lebih kecil pada sektor sistem busur Sunda di Nusa Tenggara karena letaknya lebih rendah dibandingkan dengan sektor Jawa dan Sumatra.

Blok Laut Banda dan Blok Nusa Tenggara memiliki bahaya atau ancaman yang tinggi terhadap gempabumi dan tsunami karena kompleksnya kondisi tektonik. Tiga lempeng besar dan satu lempeng kecil yang menghimpit blok laut Banda dan blok Nusa Tenggara memberikan banyak dampak pada tiap pergerakannya, baik subduksi megathrust, back-arc, maupun tumbukan antar lempeng tersebut.