Begini Keunikan Motif Histo Ikan, Batik Karya Fakultas Biologi UGM

819
Batik Histo Ikan.(Foto: Humas Biologi)
Batik Histo Ikan.(Foto: Humas Biologi)

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Dies Natalis ke – 69 Universitas Gadjah Mada pada 1-2 Desember 2018 diisi dengan beberapa kegiatan, salah satunya adalah Festival Batik. Dalam Festival Batik tersebut Fakultas Biologi UGM diwakili oleh Dr. Budi Setiadi Daryono M.Agr.Sc., Prof. Nyoman Puniawati, Dr. Regina Melianawati dan Widya Mudyantini S.Si., M.Si. menampilkan hasil karya cipta batik Biologi UGM.

Motif merupakan hasil penelitian program Doktoral Fakultas Biologi UGM oleh Regina Melianawati dibawah bimbingan salah seorang ko-promotornya yaitu Prof. Nyoman Puniawati. Beberapa preparat yang dihasilkan yaitu insang, jantung dan pembuluh darah ikan dijadikan sumber inspirasi bagi motif batik tersebut.

Sementara itu, pengubahan preparat menjadi motif batik dilakukan oleh Widya Mudyantini yang mengimplementasikan motif tersebut menjadi cetakan tembaga untuk digunakan dalam teknik batik cap.

“Batik Histo Ikan yang dipamerkan memiliki pola jaringan histologi ikan. Berbeda dengan motif batik pada umumnya seperti motif Sri Katon, Kawung, Nitik ataupun abstrak,” jelas Regina.

Regina melanjutkan, batik ini sedang dalam proses pendaftaran Hak Cipta, salah satu persyaratan yang harus dipenuhi adalah kegiatan launching atau peluncuran. Keunikan dan nilai cipta yang tinggi ditunjukkan motif histologi ikan yang diproduksi melalui teknik batik cap.

Dalam festival, Batik Histo Ikan yang dipamerkan merupakan hasil kerja sama dengan mitra produsen batik di wilayah Laweyan, Solo, Jawa Tengah. Inventor Hak Cipta tersebut terdiri atas tiga orang yaitu Regina Melianawati, Widya Mudyantini dan Prof. Nyoman Puniawati. Hak Cipta yang dalam proses pendaftaran nantinya akan diserahkan kepada Fakultas Biologi UGM sebagai pemegangnya.

“Cinta almamater sebagai bentuk sumbangsih kami pada Fakultas Biologi UGM melalui Hak Cipta tiga motif batik dari preparat jaringan ikan kerapu,” tambah Widya Mudyantini. Mengenai Hak Cipta, menurut Regina Melianawati sangatlah penting sebagai bentuk perlindungan dan pengakuan terhadap suatu kekayaan intelektual.

Widya melanjutkan, pihaknya berniat membumikan ilmu Biologi. Kandidat Doktor Biologi UGM ini berharap Biologi semakin dikenal masyarakat, tidak hanya jadi ilmu yang bagi pelajar dianggap banyak hafalannya. Melalui gambar, memahami lebih mudah daripada menghafal, selain itu harga jual yang terjangkau diharapkan menarik minat konsumen dari berbagai kalangan sehingga lebih dikenal.

Regina menambahkan, kehadiran batik dengan motif berbasis keilmuan Biologi diharapkan dapat memperkaya khazanah motif batik di Indonesia. Di samping itu, juga diharapkan dapat lebih membumikan Biologi di tengah masyarakat, terlebih apabila motif batik Biologi tersebut telah memasuki ranah industri.

Sementara itu, Dekan Fakultas Biologi UGM Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. mengungkapkan implementasi pola-pola organik dari alam, misalnya preparat ke dalam bentuk goresan malam di atas kain menghasilkan karya yang memiliki nilai cipta dan originalitas tinggi.

“Perlu dikembangkan kurikulum Biologi berbasis Batik Ilmiah hasil riset-riset di Biologi,” pungkas Budi.(TH)