Wasiat YB Mangunwijaya di Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

856

Ketidakjelasan fungsi teknologi dipandanganya hanya akan menimbulkan permasalahan baru di tengah masyarakat. Teknologi yang diciptakan tanpa adanya kesadaran terhadap kebudayaan, merupakan penciptaan yang sekadar berangkat dari nafsu ingin menonjolkan keunggulan, alih-alih berkontribusi terhadap permasalahan di tengah masyarakat.

Ia menconhtohkan maraknya pencemaran alam akibat proses industrialisasi sebagai salah satu kegagalan teknologi dalam membangun masyarakat.

Dalam Pasca-Indonesia, Pasca-Einstein (1999), Mangun menyatakan salah satu penyebab kegagalan teknologi ialah keengganan belajar ilmu sosial humaniora dari para teknokrat dan ilmuwan alam di Indonesia. Ia juga ingin para ilmuwan sosial humaniora tidak alergi dengan konsep-konsep pengetahuan yang ditawarkan oleh rekan-rekannya dari kluster sains dan teknologi.

Mangun yang juga seorang novelis, sudah pernah melakukan semua hal yang ia sarankan dalam buku tersebut. Buktinya, meski berlatar belakang pendidikan arsitek, Mangun sering menulis esai dengan mencatut pendapat-pendapat dari para antropolog, sejarawan, ekonom, dan filsuf.

Kontribusi Mangun tak berhenti sampai di situ. Sebagai arsitek ia sudah membangun berbagai Gereja, Musala, serta rumah yang murah dan ramah lingkungan. Adapun kerja kolaborasi lintas cabang ilmu pengetahuan juga pernah Mangun lakukan. Misalnya saat ia bekrja sama dengan mahasiswa ilmu alam membangun teknologi penyalur air bersih bagi masyarakat Gunungkidul.

Dengan rekam jejak seperti itu, tentu tak mengherankan jika Mangun ingin pengembangan teknologi di Indonesia hadir dengan tujuan mengentaskan ragam permasalahan yang ada di masyarakat seperti kemiskinan, kelaparan, dan bencana alam. Dan tiga hal tersebut, tidak mungkin tercipta tanpa adanya kerja sama antarcabang ilmupengetahuan.(Venda)