Upaya teguh mendapat jawaban. Biaya kuliah anaknya mendapat keringanan. Namun begitu, bagi Teguh yang sudah bekerja di UGM sejak tahun 1985 ini, mengeluarkan uang untuk biaya sekolah anak tidak akan mendatangkan kerugian. “Nanti juga balik sendiri, mas,” katanya.
Teguh tidak main-main dengan pernyataan tersebut. Buktinya dari tahun 1990 hingga 2000 ia memiliki pekerjaan sambilan sebagai sopir Bus Kopata. Pekerjaan itu ia geluti selama 10 tahun untuk membiayai anak-anaknya yang masih sekolah. “Kalau masuk malam, siangnya saya nyopir, tapi ya Alhamdulillah walau saya lulusan SMP, dari 4 anak yang saya milikki, 3 berhasil masuk UGM, terus yang bungsu sekarang kuliah di Sekolah Tinggi Bahasa Inggris,” tutur Teguh.