Belum Teraliri Listrk, UGM Bangun PLTMH di Pelosok Sulawesi Tengah

519
Untuk penerangan di malam hari, selama ini warga Lewara masih menggunakan alat penerangan tradisional yaitu lampu dari minyak tanah. (Foto: Humas UGM)
Untuk penerangan di malam hari, selama ini warga Lewara masih menggunakan alat penerangan tradisional yaitu lampu dari minyak tanah. (Foto: Humas UGM)

KAGAMA.CO., PALU — Data Kementrian ESDM tahun 2016 mencatat terdapat 12.000 desa di Indonesia yang belum teraliri listrik. Bahkan 2.915 desa diantaranya belum teraliri listrik sama sekali. Salah satu desa yang masih belum teraliri listrik tersebut adalah Desa Lewara di Sulawesi Tengah.

Kondisi ini mendorong Tim Peneliti Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di daerah tersebut. Pembangunan PLTMH dilakukan untuk memenuhi kebutuhan listrik yang selama ini belum terlayani oleh PLN karena lokasi yang terpencil dan sulit dijangkau oleh transportasi.

Desa Lewara terletak di Kecamatan Marawola Barat, Kabupaten Sigi, berada di bukit Matantimali dengan ketinggian sekitar 2.000 meter di atas permukaan laut. Berjarak sekitar 90 Kilometer dari ibu kota provinsi Sulawesi Tengah, Palu.

Untuk mencapai lokasi tersebut dapat dijangkau dengan perjalanan darat selama 1 jam menggunakan mobil dari pusat Kota Palu hingga akses jalan terakhir yang dapat dilewati mobil di Desa Matantimali. Selanjutnya perjalanan ke Lewara harus ditempuh dengan ojek khusus selama 30 menit melalui jalan setapak berbatu selebar 1 meter.