Tim “Ekspedisi Nusantara Bawah Air” UGM Jelajahi Bali

141

KAGAMA.CO, WISATA-DESA Pemuteran di sisi barat Pulau Bali dikenal sebagai kawasan pariwisata bahari dan juga wisata alam. Awalnya, Desa Pemuteran merupakan desa nelayan yang kerap mengalami kasus kerusakan terumbu karang. Karenanya, dilakukan rehabilitasi terhadap terumbu karang di kawasan itu.

Perkembangannya kini, terdapat aneka ragam gugusan biorock. Beberapa biorock membentuk nama-nama dari mereka yang turut berkontribusi dalam program rehabilitasi karang. Biorock merupakan gugusan karang hasil teknologi rehabilitasi dengan aliran listrik yang memanfaatkan tenaga angin dan solar system. Aliran listrik yang diberikan memiliki tegangan rendah, yaitu hanya 6 volt sehingga dengan begitu aliran listrik tidak menyetrum makhluk hidup di sekitarnya. Aliran listrik tersebut merangsang pertumbuhan zat kapur yang sangat dibutuhkan bagi pertumbuhan karang.

Berkembangnya program rehabilitasi karang itu menarik minat Unit Selam Universitas Gadjah Mada (UGM) guna melanjutkan misi “Ekspedisi Nusantara Bawah Air.” Tim Ekspedisi Unit Selam UGM pun menjadikan kawasan itu menjadi fokus ekspedisi. Selama lima hari, tim yang beranggotakan enam orang menjelajahi keindahan bawah laut di beberapa tempat, seperti Desa Pemuteran dan Pulau Menjangan.

Panorama nusantara bawah air di Pemuteran, kawasan wisata alam dan wisata bahari sisi barat Pulau Bali yang dijelajahi Unit Selam UGM (Foto ISTIMEWA)
Panorama nusantara bawah air di Pemuteran, kawasan wisata alam dan wisata bahari sisi barat Pulau Bali yang dijelajahi Unit Selam UGM (Foto ISTIMEWA)

Di  Pemuteran, tim mengeskplorasi Biorock Point dan Garden of the Gods. Dari kedalaman laut, tim melihat gugusan biorock yang dibentuk beraneka ragam. Setelah mengarungi keindahan biorock di Pemuteran, tim melanjutkan ekspedisi ke Pulau Menjangan. Daerah yang terkenal dengan rusa dan jalak Bali tersebut termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bali Barat (TNBB). Selain dua hewan tadi, TNBB juga terkenal akan pesona baharinya yang merupakan lintasan Whale Shark. Penyelaman di kawasan Taman Nasional dilakukan di empat titik, yaitu Pos 1, Anchor Wreck, Pos 2, dan Garden Eel.

Tim melakukan penyelaman yang menegangkan di beberapa titik yang dieksplorasi di Pulau Menjangan. Beberapa titik penyelaman memiliki karakter arus dan gelombang yang tinggi. Meskipun cukup sulit, setiap dive spot memiliki keunikan dan daya pikat tersendiri. Anchor Wreck contohnya, memiliki kekhasan jangkar kapal di titik itu. Kemudian, di Garden Eel,  banyak sekali baby Eel di titik tersebut. Tidak hanya sampai disitu, Pulau Menjangan masih menawarkan banyak keunikan biota laut lainnya. Salah satu jenis karang yang mendominasi dari keempat titik itu adalah Sea Fan atau yang sering disebut Kipas Laut.

“Di sini banyak Sea Fan. Cantik sekali. Ini pertama kalinya saya melihat Sea Fan sebesar dan sebanyak ini,” ungkap Rika, salah satu anggota tim dalam rilis kepada Humas UGM, Kamis (10/8/2017).

Melalui Ekspedisi Nusantara Bawah Air, Unit Selam UGM mencoba mengenal secara langsung keindahan budaya dan alam yang ada di Pulau Bali. [Humas UGM/Catur/rts]