Kepala RSPAD Gatot Soebroto Raih Penghargaan Dua Rekor Dunia MURI

1712

JAKARTA, KAGAMA – Kepala Rumah Sakit Kepresidenan Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp. Rad. (K) RI mendapatkan penghargaan dua bidang rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) atas prestasinya dalam bidang kesehatan. Dr Terawan dikenal sebagai penemu metode pengobatan stroke atau Terapi Cuci Otak.

RSPAD Gatot Soebroto yang dikelola Dr Terawan Agus Putranto mendapatkan anugerah The Best Service Excellent Hospital of the Year 2017 dari lembaga Indonesian Business Professional and Education (Foto ISTIMEWA)
RSPAD Gatot Soebroto yang dikelola Dr Terawan Agus Putranto mendapatkan anugerah The Best Service Excellent Hospital of the Year 2017 dari lembaga Indonesian Business Professional and Education (Foto ISTIMEWA)

Dr Terawan juga mendapatkan anugerah Rekor Dunia MURI dari jasanya dalam pengerjaan Digital Substraction Angiogram (DSA) Terbanyak. Penghargaan diberikan secara langsung oleh Jaya Suprana selaku Pendiri MURI, Sabtu (17/6/2017) di Jakarta. Selama kepemimpinannya, Dr Terawan juga berhasil membawa RSPAD Gatot Soebroto mendapatkan anugerah The Best Service Excellent Hospital of the Year 2017 dari lembaga Indonesian Business Professional and Education.

Piagam Penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) atas rekor Penemu Terapi Cuci Otak (Foto ISTIMEWA)
Piagam Penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) atas rekor Penemu Terapi Cuci Otak (Foto ISTIMEWA)

Prestasi Dr Terawan tercatat dalam mengembangkan chekup otak yang ditindaklanjuti dengan tindakan brain wash telah berkembang pesat. Setelah mampu menelurkan 12 jurnal International scopus index, maka pengakuan terhadap terapi brain wash semakin berkembang baik. Bahkan, sekarang sudah dikembangkan untuk kasus Autis yang ternyata mulai mendunia dengan pasien dari mancanegara, termasuk Singapura, Vietnam maupun Taiwan.

Piagam Penghargaan dari MURI atas rekor PengerjaanDigital Substraction Angiogram (DSA) Terbanyak (Foto ISTIMEWA)
Piagam Penghargaan dari MURI atas rekor PengerjaanDigital Substraction Angiogram (DSA) Terbanyak (Foto ISTIMEWA)

“Sedangkan tindakan DSA yang kami mulai sejak tahun 2004 sampai sekarang sudah lebih dari 30 ribu. Sehingga mendapatkan rekor MURI juga,” ujar Dr Terawan yang meraih gelar Doktor pada Agustus 2016 dari Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Utara. Di RSPAD Gatot Soebroto, rata-rata 30-40 kasus menggunakan DSA. Metode DSA ala Mayjen TNI Dr Terawan telah dipakai beberapa rumah sakit di luar negeri, di antaranya Augusta Hospital Dusseldorf, Jerman.

Mayjen TNI Dr dr Terawan Agus Putranto, Sp. Rad. (K) RI bersama Pendiri Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) Jaya Suprana (Foto ISTIMEWA)
Mayjen TNI Dr dr Terawan Agus Putranto, Sp. Rad. (K) RI bersama Pendiri Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) Jaya Suprana (Foto ISTIMEWA)

Dalam berbagai kesempatan dengan wartawan, Dr Terawan menjelaskan, modifikasi DSA adalah metode memodifikasi DSA kepada pasien stroke, baik pendarahan maupun non-pendarahan untuk meningkatkan keamanan dari radiasi, ancaman pada ginjal, maupun tindakannya. Saat ini hampir seluruh spesialis di rumah sakit dilatih untuk bisa melakukan tindakan DSA.

Dr Terawan mengawali kariernya sebagai seorang tentara. Kemudian, ia mendapat beasiswa pendidikan kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada (UGM). Dr Terawan yang juga ahli radiologi, kelahiran Sitisewu (utara Stasiun Tugu) Yogyakarta, 5 Agustus 1964, sejak kecil memang sudah terobsesi menjadi dokter. Ia lulus dokter pada 1990 dan ditugaskan di Bali. Kemudian, pindah tugas di  Lombok, dan terakhir Jakarta. Selanjutnya, ia mengambil studi spesialis radiologi di Surabaya.

Dr Terawan mendapatkan penghargaan dua bidang Rekor dari MURI, masing-masing untuk rekor Penemu Terapi Cuci Otak dan rekor Pengerjaan Digital Substraction Angiogram (DSA) Terbanyak (Foto ISTIMEWA)
Dr Terawan mendapatkan penghargaan dua bidang Rekor dari MURI, masing-masing untuk rekor Penemu Terapi Cuci Otak dan rekor Pengerjaan Digital Substraction Angiogram (DSA) Terbanyak (Foto ISTIMEWA)

Jumlah pasien yang berobat atau menjalani terapi kepada Dr Terawan mencapai 500 pasien berbagai kasus per tahun. Ia yakin dan optimistik, ilmu yang dimilikinya bisa menjadi alternatif untuk kasus-kasus emergency. Menurutnya, bangsa Indonesia tidak kalah hebat dengan negara di Eropa dalam bidang kedokteran. Bahkan, bangsa kita, enurut pengamatan Dr Terawan,  lebih unggul dibanding Singapura. [rts]