Badan Legislasi DPR RI Kunjungi Rusia

114
Firman-Soebagyo-sedang-menyampaikan-sambutannya-di-Wisma-Duta
Firman-Soebagyo-sedang-menyampaikan-sambutannya-di-Wisma-Duta

MOSKOW, Dubes RI untuk Federasi Rusia dan Republik Belarus, M. Wahid Supriyadi telah menerima kunjungan kerja Delegasi Badan Legislasi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI di Wisma Duta, pada tanggal 6 Desember 2016. Pertemuan dimaksud diselenggarakan dalam bentuk kegiatan ramah tamah dan diskusi disertai dengan makan malam dan dihadiri perwakilan Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Rusia (PERMIRA) dan masyarakat Indonesia di Moskow.

Dubes Wahid menyambut baik kunjungan tersebut sehingga mereka dapat melihat dari dekat potensi hubungan kedua negara, khususnya di bidang ekonomi, perdagangan, dan investasi, yang selama ini belum tergarap secara maksimal. Dubes menyebut hubungan RI-Rusia saat ini sebagai era keemasan kedua (second golden era), setelah kunjungan Presiden RI, Joko Widodo ke Rusia, tanggal 18-20 Mei 2016.

Era keemasan pertama yaitu pada masa pemerintahan Presiden RI pertama Soekarno, yang ditandai dengan kunjungan beliau pada tahun 1956 ke Uni Soviet (sebelum terbentuk Rusia), yang mendapat sambutan hangat warga setempat. Bahkan sisa-sisa hubungan tersebut masih terasa dengan populernya beberapa lagu Indonesia yang diterjemahkan ke bahasa Rusia seperti Rayuan Pulau Kelapa dan Panon Hideung.

Dubes RI juga mengingatkan akan peran Rusia dalam upaya RI merebut Irian Jaya dengan mengirimkan bantuan 12 kapal selam, yang membuat tentara kolonial Belanda mundur. Selain itu, Rusia turut membangun Stadion Gelora Bung Karno di Senayan, yang juga memiliki kembarannya di Moskow yaitu Luzhniki Stadium. Bahkan pada saat peristiwa Gestapu pun, hubungan Indonesia-Rusia tidak pernah memburuk, antara periode 1956-1964, yang bisa disebut juga dengan casual relations.

Setelah kunjungan Presiden RI Joko Widodo pada bulan Mei 2016 yang lalu, hubungan Indonesia-Rusia semakin intensif dengan adanya peningkatan investasi Rusia di Indonesia melalui 6 perusahaan top Rusia di Indonesia. Menurut data dari Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Rusia, di tengah kecenderungan penurunan perdagangan dunia,  nilai perdagangan RI-Rusia pada periode Januari-September 2016 meningkat sebesar 7 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Sementara kunjungan wisatawan mancanegara asal Rusia pada Januari-September 2016 juga meningkat 15.3 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2015 (menurut data Kementerian Pariwisata RI). Sebaliknya, pada periode Januari-Agustus 2016, terdapat sekitar 11000 wisatawan Indonesia berkunjung ke Rusia.

Guna menjaga momentum kunjungan Presiden RI Joko Widodo, KBRI Moskow sejak berdiri tahun 1954 untuk pertama kalinya menyelenggarakan Festival Indonesia, 20-21 Agustus 2016, yang dihadiri lebih dari 68.000 ribu orang, diantaranya 320 orang dari Indonesia, yang sebagian besar (sekitar 250 orang) berasal dari pengusaha UKM. Berdasar keberhasilan ini, Dubes RI merencanakan untuk menyelenggarakan kegiatan ini sebagai acara tahunan. Direncanakan untuk tahun depan, Festival Indonesia  akan dilaksanakan pada tanggal 4-6 Agustus 2016 di tempat yang sama, Hermitage Garden, Moskow, dengan didahului dengan forum bisnis dan investasi.

“Saya mengharapkan kiranya DPR RI juga dapat mendorong Sektor UKM untuk mengikuti FestivaI Indonesia tahun 2017 mendatang”, ujar Dubes Wahid.

Dalam sambutannya, Ketua Delegasi Parlemen, Firman Soebagyo, menyampaikan penghargaan atas sambutan dari KBRI Moskow serta mengharapkan kunjungan Baleg DPR RI dapat mendorong hubungan kerjasama di tingkat parlemen. “Bahkan kunjungan ini merupakan kunjungan delegasi asing yang pertama yang diterima oleh Duma Negara setelah pemilu parlemen di Rusia pada September 2016 yang lalu” ujar Firman.

Menjawab pertanyaan mahasiswa tentang reformasi hukum dan stigma Rusia yang masih dianggap sebagai kekuatan komunis, Firman menyampaikan bahwa saat ini DPR RI dan Pemerintah sedang merancang UU terkait berbagai kepentingan Indonesia, seperti proteksi terhadap CPO dan melakukan revisi KUHP yang telah dibuat sejak zaman Belanda. Lebih lanjut disampaikan bahwa Rusia saat ini telah berubah dan mahasiswa tidak usah khawatir melakukan studi di Rusia, dengan harapan setelah kembali ke Indonesia dapat bekerja membangun negeri.

Hadir juga dalam kegiatan ramah tamah di Wisma Duta antara lain Delegasi RI dari Kementerian Perhubungan dalam rangka menghadiri pertemuan Third Session of the Ministerial Conference on Transport  of the UNESCAP, 5-9 September 2016, serta Delegasi dari Kemdikbud yang akan mengevaluasi kegiatan pembelajaran di Sekolah Indonesia Moskow. Dalam kesempatan tersebut, Delegasi Kemdikbud menyampaikan kemungkinan mengirimkan tenaga pengajar Bahasa Indonesia, yang semakin diminati masyarakat Rusia.